Sunday, April 13, 2008

SMK PGRI Ujian Produktif Tahap Kedua

Di ujung kelas dekat salah satu bangunan milik SMK PGRI yang masih tertutup, beberapa siswa berseragam hitam-hitam sedang membaca tulisan proposal penelitian yang dibuatnya sambil menunggu pintu gudang dibuka. ”Lima belas menit lagi mereka akan praktik ujian produktif,” kata Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum, Sugeng Wiyono, Sabtu (29/3). Saat ditemui dia belum beranjak dari ruang kerjanya. Gedung yang masih tertutup itu ternyata sebuah bengkel tempat praktik siswa yang mengambil jurusan otomotif. Ukurannya tidak terlalu luas, hanya saja memiliki dua lantai. Menurut Sugeng, sejak tanggal 22 Maret lalu mereka sudah memulai ujian nasional khusus mata pelajaran produktif yang sudah memasuki penilaian pembuatan alat atau merakit alat. Praktik itu berdasarkan proposal yang diajukan siswa ke pihak sekolah, sebagian besar mereka mengajukan praktik pembongkaran mesin dan sistem pengapian mesin. Ujian produktif bagi siswa sudah dimulai sejak mereka mengajukan proposal pada bulan februari lalu. Karena itu adalah tahap awal yang menjadi prosedur ujian produktif mereka. ”Sekarang kita sudah memasuki tahap kedua, yaitu unjuk kerja,” jelasnya. Dari keterangannya, ada tiga tahap yang dilalui dalam praktik itu. Tahap pertama adalah pembuatan proposal, tahap kedua adalah unjuk kerja dan tahap ketiga verifikasi. Waktu yang dibutuhkan untuk ujian katanya sebanyak 120 jam. Selain jurusan otomotif, satu lagi jurusan yang terdapat di sekolahnya adalah jurusan Audio Video (AV). Berkaitan dengan peralatan elektronik. Siswa jurusan itu juga memasuki ujian tahap kedua, unjuk kerja. Letak ruang praktiknya di samping belakang ruang praktik otomotif. Ketika memasuki ruangan itu, tersisa tinggal dua orang siswa yang nampak sibuk mengerjakan Power Ample dan Multi Speaker Aktif yang belum selesai tugasnya. ”Jika siswa otomotif (jurusan) praktiknya setiap hari berganti-ganti. Untuk jurusan AV mereka masuk secara terus menerus sejak tanggal tersebut,” ungkap Sugeng. Ia mengungkapkan, dalam praktik atau unjuk kerja ini, jurusan AV memerlukan waktu lebih banyak agar bisa menyelesaikan produk yang diajukan bedasarkan proposalnya. Alasannya, praktik mereka dengan membuat produk langsung. ”Praktik dimulai dari nol, mulai dari tidak ada barang. Kemudian dari proposal yang mereka ajukan, pihak sekolah membeli peralatan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah alat. Baru mereka mengerjakannya,” jelas Kepala Pogram Audio Video, Safruddin. Untuk mengetahui hasilnya, pada tahap akhir akan dilakukan verifikasi. Termasuk di dalamnya siswa mempresentasikan hasil kerjanya ke pihak industri dan sekolah sehingga bisa mendapatkan nilai. Untuk jurusan otomotif, pihak sekolah berkerjasama dengan Toyota Anzon Pontianak dan Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) sedangkan jurusan AV dengan pihak Radio Republik Indonesia (RRI) Pontianak dan Audiosen (agen produk elektronik Yamaha).

Baca selengkapnya..
by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru