Saturday, February 14, 2009

Kualitas Kurang, Berkah Bagi Bibi

(Krisantus. Borneo Tribune, Bengkayang). Akibat pengerjaan proyek pembangunan sebagian besar hasil-hasil pembangunan tersebut yang tidak dapat bertahan lama. Bahkan dalam terkadang tidak sampai hitungan tahun, dalam masa satu dua bulan saja hasil pekerjaan sudah mengalami kerusakan. Kendala pembangunan seperti itu bukanlah sebagai sesuatu yang sulit untuk melihat kenyataan dilapangan. Keinginan para pemegang proyek untuk meraup keuntungan sebesar-besarnya bukanlah hal tabu dikerjakan mereka. Hal ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi keuangan Negara, karena anggaran yang seharusnya digunakan untuk membangun sarana dan prasarana lain harus tertahan atau bahkan tidak dianggarkan karena anggaran tersebut kemudian digunakan kembali untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang sudah ada namun rusak. Terlepas dari hal itu, ternyata rendahnya mutu dari kualitas pembangunan infrastruktur didaerah ini (Bengkayang) mampu memberikan penghasilan yang lumayan besar bagi seorang Bibi. Pemuda lajang berusia 22 tahun ini ternyata mampu memanfaatkan adanya kerusakan infrastruktur jalan disepanjang jalan desanya. “Kurang lebih empat tahun lalu saya mulai bekerja seperti ini,” kata Bibi saat ditemui sedang meratakan batu ditengah jalan aspal yang mengalami kerusakan (berlubang), seminggu lalu. Pria berkulit hitam tersebut berasal dari Desa Magmagan Karya, Dusun Doyot, Kecamatan Lumar. Saban hari pekerjaannya ialah menambal setiap lubang dijalan aspal yang melintasi desanya. Lubang-lubang yang bisa dikategorikan berbahaya bagi pengendara itu ditambal atau ditutupinya menggunakan tanah merah dan sedikit kerikil yang bertaburan dipinggiran jalan sehingga memudahkan pengendara melewati jalanan tersebut. Pekerjaan itu tidak pernah selesai, karena disepanjang jalan banyak ditemui lubang-lubang ukuran besar hingga sedang. Untuk dapat bekerja, Bibi hanya perlu menyediakan dua peralatan yaitu cangkul dan tanggok (alat yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk mengangkut tanah atau pasir). Sejak pagi hingga menjelang sore ia terus bekerja dari lubang yang satu menuju lubang yang lain. Terpaan debu dan asap akibat kendaraan yang lewat merupakan hal yang harus diterimanya. Bahkan teriknya sinar matahari bukanlah penghalang baginya untuk beraktivitas. Karena perkerjaan itu rutin dilakukan, masyarakat sekitar dan pengendarapun banyak yang mengenalnya. Bibi telah terbiasa, Ia tidak lagi canggung melakukan tugas rutinnya itu. Bagaimana tidak, ternyata dari pekerjaan yang kelihatannya sangat tidak layak digelutinya itu mampu memberikan penghasilan yang lumayan besar bagi seorang lajang macam Bibi. “Terkadang seratus hingga seratus lima puluh ribu,” ungkapnya mengatakan besaran uang yang dia peroleh bila selama seharian bekerja. Uang itu didapatnya dari para setiap pengendara yang melintasi jalan. “Paling besar yang pernah saya peroleh yaitu tiga ratus ribu,” terangnya. Bibi menuturkan jika dalam setiap pemberian pengendara tidaklah ditentukan tarifnya, tergantung kerelaan mereka yang memberikan uang. Mulai dari seribu hingga puluhan ribu terkadang dikasih uang. “Saya menambal lubang dijalan ini tidak meminta upah kepada pengendara maupun terikat kepada pemerintah. Namun saya hanya menanti adanya kerelaan dari pengendara yang lewat,” jelas Bibi. Dari pantauan langsung, memang tidak terlihat adanya tanda palang ataupun kayu yang berfungsi untuk menahan laju setiap kendaraan yang lewat. Dari kejauhan setelah mendengarkan gaung suara kendaraan Bibi hanya berlari kepinggir jalan sambil mengambil tanah maupun kerikil disekitarnya selanjutnya membiarkan kendaraan berlalu. “Biasanya pengendara yang merasa iba, berhenti atau melambatkan laju kendaraannya. Terkadang karena merasa berterimakasih, pengendara tersebut mau memberikan uang mereka. Tetapi tidak jarang pula yang begitu saja berlalu,” akunya. Pekerjaan ini setidaknya mampu memberikan penghasilan bagi seorang Bibi akibat kerusakan yang ditimbulkan karena rendahnya kualitas jalan dan usia jalan yang telah lama dibangun. Ketika ditanya, hingga kapan pekerjaan ini terus digeluti! “Mungkin hingga jalan disini sudah direhab dan tidak ada lagi lubangnya,” tandas Bibi.

Baca selengkapnya..
by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru