Sunday, February 17, 2008

Penyampaian Informasi Melalui Seni Tradisional

Penyampaian pesan atau informasi melalui seni tradisional saat ini sudah dikalahkan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Dimana orang begitu mudah mengakses informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Jika ditilik lebih jauh, dapat dikatakan hampir seluruh masyarakat Kalbar, pasti tahu dengan apa yang dinamakan Internet, Telepon, Televisi, Radio, Surat Kabar, Majalah dan berbagai sumber informasi modern lainnya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah seluruh masyarakat mampu menyerap informasi yang disampaikan melalui media-media tersebut? “Tidak semua orang bisa menyerap informasi yang disampaikan oleh bahasa media seperti televisi, surat kabar dan media informasi canggih lainnya,” kata Sekretaris Umum Forum Komunikasi Media Tradisional (FKMetra) Kalbar, Ruslizan Arief di sela-sela acara open house Imlek Wakil Gubernur Kalbar, Jumat (8/2). Menurutnya, hal itulah yang melatarbelakang dibentuknya FKMetra di Kalbar pada tahun 2004. Ia menilai, masih ada sebagian masyarakat yang mampu menyerap proses penyampaian pesan jika disampaikan melalui media tradisional. Mereka dengan mudah menyerap pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. “Seperti Pantun dan Gendang (Tundang), Sandiwara, Tari-tarian, Pagelaran Budaya,” jelasnya. Oleh sebab itu, FKMetra pengembangannya lebih terfokus kepada masyarakat pedesaan. Karena cara penyampaian tersebut dianggap lebih komunikatif dan lebih berakar pada kebudayaan yang dimiliki masyarakat setempat sehingga dirasakan masih efektif. Penyampaian pesan melalui media tradisional juga ternyata memberi dampak positif yang sangat besar dalam hal pengembangan tradisi dan budaya. Di mana hal itu telah menginventarisasi seni budaya yang ada agar tidak hilang dan dapat diwariskan secara turun temurun. Untuk saat ini, perwakilan FKMetra sudah ada di lima Kabupaten/Kota yaitu antara lain Kota Madya Pontianak, Kabupaten Pontianak, Sanggau, Singkawang dan Sambas. Arief mengakhiri, dengan proses pengembangan kelestarian budaya yang semakin banyak yang muncul seperti sanggar-sanggar dan kelompok seni yang lainnya, kedepan direncanakan akan membentuk Ikatan Seni Tradisional Indonesia (ISTI) Kalbar.Minggu, 10 February 2008■

Baca selengkapnya..

Imlek Keluarga Besar YBS (Kalbar)

Dihadiri sekitar 1.200 orang dari berbagai etnis selain Tionghoa, perayaan Imlek yang diadakan keluarga besar Yayasan Bhakti Suci (YBS) di Hotel Kapuas Palace Pontinak, berlangsung meriah. Berbagai acara ditampilkan dalam perayaan itu. Ada tari-tarian, pembagian door prize, lantunan lagu-lagu dan sebagainya sehingga mampu menghibur para peserta yang hadir. Tampak yang hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya yang juga berasal dari etnis Tionghoa. Humas Polda, Ketua DPRD Kalbar, Ketua Yayasan Bhakti Sosial, Ketua Panitia, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak,Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kalbar, Kepala kejaksaan Tinggi (Kajati), Kapoltabes, Ketua MABM, Ketua DAD, Ketua Keluarga Besar Palembang dan Batak dan undangan lainnya. “Kegiatan ini dalam rangka mempererat tali persaudaraan antar etnis untuk membangun Kalbar yang adil dan sejahtera,” kata Ketua YBS, Lindra Lim usai acara. YBS menggunakan kesempatan ini untuk semakin mempererat hubungan antar etnis, selain itu agar mampu berintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kesempatan itu juga, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu, Imien Thaha menyambut baik acara tersebut. Ia menilai, kegiatan ini sangat positif dalam menjaga keharmonisan antar etnis di Kalbar. Selain itu, acara ini juga dapat memberikan apresiasi budaya yang dimiliki oleh seluruh etnis di Kalbar, terutama tiga etnis terbesar. Humas Polda Kalbar, Suhadi juga berpendapat yang sama dengan apa yang telah dilontarkan oleh Ketua MABM. Namun ia menambahkan mengapa positif, tak lain adalah karena daerah kalbar (dulunya) yang rawan konflik dengan acara ini semakin membangun persatuan dan kesatuan antar semua unsure. Mengakhiri rangkaian acara, ketua panitia, Rudi Lesmana mengatakan sangat gembira karena undangan yang hadir cukup ramai dan acara berjalan dengan lancar. Ia berharap agar tahun ini dapat berjalan dengan baik dan acara seperti ini dapat diadakan ditahun mendatang. Selanjutnya ia berharap agar pemerintah kota Pontianak dapat memberikan dukungan secara arif dan bijaksana dalam acara Cap Go Meh yang saat ini masih terjadi pro dan kontra perarakan naga maupun tatung yang tertuang dalam SK Walikota Nomor 127 Tahun 2008. □

Baca selengkapnya..

Keberadaan MABT Tak Perlu Dipermasalahkan

Adanya salah satu pihak yang tidak menginginkan keberadaan majelis adat budaya Tionghoa (MABT) mengundang suatu pertanyaan yang menggelikan. Apakah pihak tersebut benar-benar paham mengenai budaya dan sejarah siapa yang menjadi leluhur atau penduduk asli di Kalbar? “Keberadaan MABT itu tidak perlu dipermasalahkan karena yang menjadi dasar dari itu adalah UUD 1945 pasal 18 ayat b, keberagaman budaya diakui negara,” tegas pengamat sosial dan hukum dari Universitas Tanjungpura, Dr. Hermansyah saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (9/01). Dipandang dari segi hukum, keberadaan MABT tidak melanggar hukum yang berlaku di negara Indonesia, mereka telah membentuk perkumpulan tersebut sesuai dengan prosedur yang berlaku. Apalagi, negara memberikan jaminan atas hak dan kebebasan kepada setiap warganya untuk mengeluarkan pendapat, berserikat dan berkumpul yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 28. Sedangkan pada level internasional ada declaration of human rights, pasal 19: “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hal ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun juga dan tidak memandang batas-batas.” Sedangkan dari segi sosial budaya, Dekan FISIP Untan, Prof. Dr. AB Tangdililing MA mengungkapkan, sangat sulit untuk menentukan siapa yang merupakan penduduk asli dan nenek moyang siapa yang menjadi leluhur orang Kalbar. Jika dikaitkan dengan antropologi, sebenarnya nenek moyang kita berasal dari ras yang sama yaitu ras Mongoloid, dimana pusat penyebarannya adalah di Asia Utara kemudian sampai ke Asia Tenggara, seperti Indonesia. Karena keadaan geografis, cuaca, iklim dan faktor lain yang berbeda dengan faktor ditempat asal maka bentuk tubuh, budaya, kebiasaan, adat-istiadat menjadi beranekaragam. Dengan demikian tidak bisa dikatakan bahwa salah satu pihak menganggap dirinya sebagai salah satu pihak menjadi penduduk asli. Menanggapi adanya pihak tertentu yang tidak menyetujui keberadaan MABT Hermansyah maupun Tangdililing menjelaskan, adanya masalah itu adalah suatu kewajaran yang timbul karena adanya rasa ketakutan yang berlebihan dari salah satu suku (ethnosentrisme) alasannya adalah adanya sejarah masa lalu masih dijadikan pandangan, seperti kerusuhan berbau SARA yang sering terjadi di Kalbar antara Madura-Dayak, Melayu-Madura, Dayak-Tionghoa. Ia menambahkan, bagaimana dengan suku Jawa yang sudah termasuk banyak di Kalbar, kenapa tidak pernah mengalami masalah? Kemudian timbulnya rasa kesadaran kelas yang tinggi yang menyebabkan mereka saling menafikan suku atau budaya yang lain. Di era globalisasi, rasanya sudah tidak relevan lagi jika masih berbicara mengenai rasa pluralisme yang berlebihan. Hermansyah bertanya, apakah budaya kita (Kalbar) memang asli? Namun semua budaya yang ada di Kalbar sekarang diakui oleh negara, karena hal itu merupakan hak asasi manusia (HAM). Masyarakat harus sadar bahwa mereka berada dalam lingkungan demokrasi dengan berbagai keberagaman. Begitu juga dengan warga Tionghoa yang ingin mengurus kebutuhan individu, keluarga, sosial karena setiap komunitas pasti mempunyai kebudayaan mereka. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, sekelompok warga mendatangi DPRD Kota Pontianak mempertanyakan keabsahan MABT. Namun hingga acara tersebut bubar, jawaban Dewan tidak memuaskan kelompok tersebut.□

Baca selengkapnya..

Asap Rusak Paru-paru

* Penderita ISPA Didominasi Warga Kota Pontianak Sepuluh tahun terakhir Kalbar aktif memproduksi asap. Hingga 21 Januari, sudah ada 88 titik api yang mengakibatkan terjadinya kebakaran. Baik dalam jumlah besar maupun kecil kebakaran itu menimbulkan polutan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Tiga bulan terakhir pada tahun 2007 yang diperoleh dari Rekam Medis RSU. Santo Antonius Pontianak, tercatat 37 kasus penderita Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang terdiri dari 23 anak-anak dan 14 orang dewasa. November sebanyak 21 kasus yang terdiri dari 12 anak dan 9 dewasa. Sedangkan terakhir pada bulan Desember sebanyak 16 kasus, anak-anak 7 orang dan dewasa 9 orang. Secara umum, anak-anak yang terkena ISPA berada pada umur 0 s/d 14 tahun sedangkan untuk dewasa bayak dialami dari usia 15 tahun ke atas. “Dibandingkan dengan daerah lain, umumnya pasien lebih banyak berasal dari Kota Pontianak,” ungkap petugas Rekam Medis RSSA, Sri Margaretha Dayang. Sumber asap diperoleh dari proses pembakaran yang disengaja maupun yang tidak disengaja, seperti kendaraan bermotor, mesin pabrik, kebakaran lahan. “Asap merupakan salah satu polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara,” kata Ketua Jurusan Biologi Fakultas MIPA Untan, Elvi Rusmiyanto P.W di Ruang Kerjanya, Selasa (22/1). Menurutnya, pencemaran udara adalah masuknya zat pencemar primer ke dalam udara dalam jumlah dan waktu serta kondisi yang dapat merusak lingkungan dan mengganggu kenyamanan serta membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. Rusmiyanto yang juga merupakan Dosen Pencemaran Lingkungan dan Toxikologi Lingkungan Fakultas MIPA menjelaskan, kebakaran akan menghasilkan dua jenis komponen yaitu polutan primer dan sekunder. Unsur yang terdapat dalam polutan primer antara lain adalah asap (kabut asap) seperti debu, partikel-partikel dan jelaga dan gas-gas hasil pembakaran seperti oksida karbon (COx) di mana di dalamnya terdapat gas karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Kemudian oksida belerang (SOx), di dalamnya terdapat sulfur dioksid (SO2), hidrogen sulfit (H2S). Serta oksida nitrogen (NOx) seperti NO2, NO3. Sedangkan polutan sekunder merupakan senyawa yang dihasilkan sebagai hasil interaksi dengan senyawa lain seperti reaksi antara sulfur dioksid (SO2) atau hidrogen sulfit (H2S) dengan hidrogen oksida (H2O) akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4) atau reaksi antara NO2 atau NO3 dengan H2O membentuk asam nitrat (HNO3). “Sifat kedua senyawa H2SO4 dan HNO3 adalah korosif, iritatif, reaktif dan berbahaya,” begitu Ia menyimpulkan. Di atmosfer, senyawa ini akan menyebabkan air hujan yang lebih masam. Hujan asam yang sampai ke tanah akan menyebabkan peningkatan keasaman tanah yang pada akhirnya akan mengganggu ketersediaan unsur hara. Sedangkan keberadaan senyawa H2SO4 dan HNO3 dalam sistem tubuh manusia akan mengakibatkan gangguan kesehatan, karena sifatnya yang iritatif dan reaktif. Contohnya, senyawa tersebut terkena pada mata kita, mata akan menjadi pedih, merah dan terasa panas. Dan jika masuk ke dalam tubuh, akan mengakibatkan terjadinya iritasi terhadap organ tubuh, terutama saluran pernapasan (terutama bagian atas), seperti hidung menjadi perih, peradangan pada tenggorokan dan trakea. “Bahkan kalau sampai masuk ke dalam paru-paru, akan menyebabkan rusaknya sel-sel alveolus, sehingga menghambat transportasi oksigen (O2) di dalam jaringan darah,” jelasnya. Penghambatan terjadi melalui terbentuknya ikatan antara haemoglobin (Hb) dengan gas CO2 menghasilkan HbCO2 dan atau CO menghasilkan HbCO yang mengakibatkan Hb tidak mampu berikatan dengan oksigen (O2) untuk membentuk HbO2. Terganggunya pembentukan ikatan HbO2 menyebabkan gangguan aktivitas respirasi dan metabolisme tubuh yang mengakibatkan gangguan pernafasan, sesak napas, pusing, lemas dan pingsan. Dampak kebakaran terhadap lingkungan ditunjukkan terjadi perubahan komposisi gas atmosfer. Misalnya, peningkatan konsentrasi karbon dioksida, belerang dioksida dan penipisan ozon pada stratosfer yang menyebabkan masuknya sinar ultra violet dengan panjang gelombang 220 sampai 330 nm. Sinar ultraviolet itu dapat menyebabkan kanker pada kulit. Walaupun sumber perubahan komposisi gas atmosfer tersebut tersebar secara sporadic di berbagai tempat di bumi, yakni kawasan industri dan kota besar tetapi dampaknya akan terasa pada keseluruhan lapisan atmosfer bumi karena udara selalu aktif bergerak sehingga perubahan tersebut akan terdistribusi secara merata. News, 23 January 2008. Rabu ■

Baca selengkapnya..

Hanura Siap Ikut Verifikasi

Biasa, news at 28 December 2007, Jumat. Page : 18 "Secara umum, partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) sudah siap untuk mengikuti verifikasi untuk pemilu 2009 mendatang,” ujar Wakil Ketua Harian DPD Partai Hanura Kalbar, Eka Kawirayu, Kamis (27/12). Eka mengatakan hal itu pada saat kunjungan ke pimpinan anak cabang (PAC) partai Hanura se-Kota Pontianak, kemarin. Optimisme itu diungkapkan karena sejak dideklarasikan pada 21 Desember 2006 lalu, Partai Hanura telah memiliki perwakilan di 33 Provinsi se-Indonesia dengan didukung oleh unsur-unsur partai yang sebagai syarat agar bisa mengikuti verifikasi pemilu pada bulan Januari (seleksi oleh Departemen Hukum dan HAM) dan April (seleksi oleh KPU) 2008 mendatang. Misalnya, dana yang harus dimiliki oleh partai, 30% keikutsertaan perempuan di dalam kepengurusan partai, DPC, PAC dan Anak Ranting. Menurutnya Eka, ada lima sasaran strategis partai yang akan dicapai setelah terbentuknya DPD diseluruh Provinsi di Indonesia itu. Antara lain Verifikasi Internal (sah sebagai partai baru), verifikasi eksternal (lolos administrasi) dan secara otomatis akan lolos dalam verifikasi pemilu sehingga bisa mengikuti pemilu 2009 serta bisa menempatkan kepemimpinan nasional. Kalbar Siap Walaupun usianya baru genap setahun, namun sudah ada 14 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Hanura di kabupaten/ kota, 176 pimpinan anak cabang (PAC) di setiap kecamatan dan 800 ranting yang ada di Kalbar, semuanya sudah terbentuk. Pembentukan elemen partai tersebut langsung dilakukan oleh Ketua DPD Kalbar (Alm) Aspar Aswin selama kurun waktu enam bulan. Hal itu bertujuan untuk mensukseskan tiga program kerja partai, antara lain sukses konsolidasi, sukses progam umum dan sukses pemenangan pemilu. Agar bisa menempatkan wakil-wakilnya di legislatif sebanyak sehingga dengan mudah mencapai tujuan untuk mensejahterakan rakyat. Sebagai salah satu upaya untuk memantapkan kesiapan kalbar mengikuti verifikasi, Kamis (27/12) kemarin, pengurus DPD Partai Hanura Kalbar melakukan kunjungan kerja ke PAC dan DPC se-Kota Pontianak. “Kegiatan itu sebagai upaya meningkatkan konsolidasi organisasi di tubuh partai dan kesiapan untuk menghadapi rapat pimpinan nasional bulan Januari mendatang. Sekaligus acara silahturahmi atas meninggalnya Ketua Partai, (Alm.) Aspar Aswin,” ungkap Eka. Menurut Ketua PAC Kecamatan Pontianak Selatan, Djohansyah. Kunjungan ini bermanfaat untuk menumbuhkan semangat kerja pengurus partai yang sempat down setelah kehilangan ketua DPD untuk selama-lamanya.□

Baca selengkapnya..

Mabes TNI Bahasa Kodam Pontianak

Komandan Resor Militer (Danrem) 121/ABW, Kol. Inf. Edy Susanto pada acara silahturahmi antara Danrem dengan Keluarga Besar Tentara (KBT) di Aula Makorem 121/ABW menegaskan akan membentuk kembali Komando Daerah Militer (Kodam) XII Tanjungpura yang sudah tidak diaktifkan lagi sejak tahun 1985. Hingga saat ini, pihaknya sudah membuat kajian-kajian terhadap masukan, memberikan komitmen kebangsaan untuk menjaga keutuhan NKRI yang dilaporkan di pusat dan memberdayakan potensi yang ada. Tahap awal pengajuan pembentukan Kodam yang rencananya pada tahun 2008 ini akan dibawa ke Markas Besar (Mabes) TNI Angkatan Darat di Jakarta untuk dibahas kembali, apakah layak atau tidaknya dibentuk Kodam ditinjau dari berbagai aspek. Apabila Kodam XII Tanjungpura terwujudkan, maka akan dibentuk juga dua Komando Resor Militer (Kodim) yang berada di bawah komando, yaitu Kodim 1202 Singkawang dan Kodim 1205 Sintang yang pada saat ini masih berstatus Komando Distrik Militer (Kodim). Rencananya Kodam XII Tanjungpura akan bermarkas di Pontianak. Sementara itu, Kolonel (Purn.) Soemitro, mewakili para purnawirawan mengungkapkan beberapa alasan mengapa Kodam XII Tanjungpura ini perlu dibentuk lagi adalah kewaspadaan terhadap idiologi dan pembinaan teritorial. Pada hakekat ancaman, di mana Kalbar sendiri berada di garis depan, bahaya-bahaya laten, potensi alam yang besar. Ancaman itu sangat berkaitan dengan luasnya daerah Kalbar, panjangnya perbatasan Kalbar, keadaan geografis yang berhubungan langsung dengan Negara tetangga Malaysia. Sebelumnya di Kalimantan terdapat empat Kodam yang masing-masing memiliki wilayah teritorial di tiap provinsi di Kalimantan. Kodam-kodam tersebut di antaranya adalah: Kodam IX/Tanjungpura untuk wilayah Kalimantan Barat, Kodam X/Lambung Mangkurat untuk wilayah Kalimantan Selatan, Kodam XI Mulawarman untuk wilayah Kalimantan Timur dan Kodam Tambun Bungai untuk wilayah Kalimantan Tengah. Namun, pada tanggal 3 Desember 1984 ketika terjadi reorganisasi dari 16 Kodam menjadi 10 Kodam maka tiga Kodam yang ada di wilayah Kalimantan direorganisasi menjadi satu Kodam. Untuk itu, pada Mei 1985 secara resmi Kodam VI/Tanjungpura berdiri dan markasnya yang semula di Kota Banjarmasin pindah ke Kota Balikpapan. 03 January 2008. Rabu,Page : 1

Baca selengkapnya..

Udara Berbahaya, Penerbangan Delay

Kualitas udara Kota Pontianak dan sekitarnya terus merosot, menyusul kian tebalnya kabut asap yang membungkus kota. Bahkan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) mengumumkan kalau Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah dalam kategori berbahaya. Akibat kabut asap tebal ini, Otoritas Bandar Udara (Bandara) Supadio Pontianak pun terpaksa menunda jadwal penerbangan pagi karena jarak pandang di landasan pada pukul 06.00 hanya 400 meter saja. ”Ini berbahaya untuk penerbangan," kata General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak, Syamsul Bachri. Walau semakin siang udara membaik, tetapi jarak pandang pukul 06.50 masih 800 meter dan ini pun belum aman untuk penerbangan. Baru pukul 09.00 jarak pandang normal semula. PT Angkasa Pura II Bandara Supadio Pontianak mencatat terdapat empat maskapai yang terganggu jadwalnya akibat kabut asap yakni Adam Air, Batavia Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air. Umumnya maskapai ini menggunakan pesawat jenis Boeing 737 seri 200 - 400 dengan kapasitas angkut maksimal untuk 160 orang. Kondisi kabut asap dan debu di musim kemarau ini membuat Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Kalbar, Tri Budiarto mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah pada pukul 19.00 hingga dini hari. ”Tingkat berbahaya cenderung pada pukul 21.30 hingga 00.30, sudah kategori udara tidak sehat,” kata Tri kepada sejumlah wartawan di Pontianak, Senin (21/1) kemarin. Hasil pantauan Bapedalda, kondisi udara di Kota Pontianak dan sekitarnya terus memburuk sejak Jumat (18/1) hingga Senin (21/1) kemarin. Pada Jumat lalu kata Tri, selama 4,5 jam. Sabtu (19/1) berkisar selama 5 jam yang menunjukkan warna kuning, sedangkan pada Minggu (20/1) mencapai 6,5 jam, antara pukul 00.00 hingga 02.00 dan 19.00 hingga 21.00. Warna kuning menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat. “Perkembangannya cenderung sama, perubahan tersebut sering terjadi malam hingga dini hari, jadi kita meminta masyarakat tidak keluar rumah pada jam tersebut,” imbau Tri. Tri mengatakan, ISPU pada Jumat pukul 00.00 hingga 01.30 berwarna kuning atau tidak sehat, pukul 04.00-18.00 berkategori sedang dan sehat, kemudian beranjak pada pukul 18.30-21.00 kembali udara menjadi tidak sehat. Pukul 21.00-00.00 udara menjadi berbahaya. Sabtu, pukul 00.00-01.30 kembali kondisi udara menjadi tidak sehat, sedangkan pada pukul 01.30-18.30 berubah menjadi warna hijau dan biru atau berangsur baik dan sedang, lalu pada pukul 18.30-21.00 menjadi kurang sehat, dan pukul 21.00-22.30 berubah sedang. Pukul 22.30 sampai tengah malam udara kembali tidak sehat. Minggu pukul 00.00-00.30 tidak sehat, pukul 00.30-01.00 sangat tidak sehat, pukul 01.30-02.30 tidak sehat, pukul 22.00 hingga tengah malam berubah menjadi berbahaya. Sedangkan pukul 00.30-01.30 kemarin kondisi udara masih tidak sehat, ISPU mencapai 131 pada pukul 00.31, sedangkan pukul 06.00 hingga siang kemarin turun ke angka 77, artinya kondisi udara berkategori sedang. Melihat kondisi seperti ini Tri me-warning seluruh masyarakat untuk tidak membakar lahan, karena dampaknya yang berbahaya bagi kesehatan manusia. 88 Titik Api Sejak awal Januari satelit national Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mendeteksi tak kurang dari 88 hotspot. Ini jumlah tertinggi dibandingkan 2007 lalu yang hanya terdeteksi titik api di bulan Februari, yaitu 28 titik. Menurut Tri, penyebab lebih awalnya musim panas yang menyebabkan banyak sekali titik api awal tahun ini adalah karena perubahan iklim yang tidak menentu. Seharusnya bulan Januari ini Kalbar masih muncul hujan, tetapi pada kenyataannya sudah dua minggu terakhir tidak pernah turun hujan sehingga menyebabkan lahan menjadi kering. Hal itulah yang menyebabkan banyaknya titik api yang timbul. Padahal tahun lalu, pada bulan Januari belum ada titik api karena masih dicurahi hujan. Kasubid Penanggulangan Kerusakan Lingkungan Bapedalda Kalbar, Tjipto Susilo mengatakan, tahun 2007 jumlah titik api yang terdeteksi secara keseluruhan 7511. Paling banyak pada bulan Agustus dan September yaitu sebanyak 3440 titik api dan daerah yang terbanyak titik apinya adalah di Kabupaten Kapuas Hulu 577 (Agustus) dan Kabupaten Ketapang 1055 (September). Akibatnya udara tercemar asap, terganggunya transportasi udara, menimbulkan penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kondisi ini menambah buruk citra bangsa Indonesia di mata internasional. Sementara itu Kasubid Unit Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Kalbar, Soenarno mengatakan upaya yang dilakukan pihaknya mengatasi kondisi ini adalah mendeteksi secara dini lokasi kebakaran. ”Kita mengetahui informasi tersebut langsung dari Departemen Kehutanan RI melalui internet,” tambahnya. Sunarno juga menegaskan bahwa Departemen Kehutanan akan secepatnya mengoperasikan helikopter Kamov Ka-32A buatan Rusia untuk penanggulangan kebakaran lahan yang kini marak. Helikopter ini mampu mengangkut air antara 3.000 - 5.000 liter setiap kali terbang dan "dibuang" dengan cara ditembakkan atau dituang. "Departemen Kehutanan sekarang tengah menyiapkan izin terbang untuk pilotnya karena berasal dari Korea Selatan," katanya. Tahap kedua, memberikan peringatan dini kepada masyarakat dengan kondisi yang ada saat ini, di mana dengan kondisi panas ini, mereka mengimbau masyarakat tidak membakar lahan pada musim kering. Peringatan tersebut disebarkan melalui televisi dan radio. Apabila kebakaran yang terjadi sudah cukup banyak dan parah upaya terakhir adalah pemadaman langsung ke titik api. Pencegahan lain adalah membuat parit di sekitar kebakaran sedalam 2 meter menggunakan eskavator milik Dinas PU. Dalam rangka melakukan pemadaman, Kasubid Unit Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut Kalbar, S. Kusnadi mengatakan pihaknya bekerjasama dengan pemadam kebakaran Manggala Agni milik BKSDA Kalbar, Unit Pemadam Kebakaran Hutan dan Lahan Dishut, melibatkan pemadam kebakaran swasta di bawah koordinasi Kesbanglinmas Provinsi Kalbar. Diakui tidak dapat berjalan dengan mulus karena terdapat banyak kendala lapangan termasuk fasilitas, sumber air, lokasi jauh, angin kencang dan lahan gambut yang terlalu tebal. Akhirnya mereka melakukan cara konvensional, yaitu mengirim air dengan cara estafet. Kebakaran yang terjadi selama bulan Januari, paling banyak menyumbang asap ada pada 7 Kecamatan, yaitu Kecamatan Rasau Jaya, Terentang, Kakap, Sei Raya, Teluk Pak Kedai, Kubu Raya dan Sei Ambawang. Published in Borneo Tribune at 17/2/08.

Baca selengkapnya..

Friday, February 15, 2008

Imlek Wagub Dihadiri Meutia Hatta

Krisantus Borneo Tribune, Pontianak Imlek pertama Christiandy Sanjaya, sebagai Wakil Gubernur Kalbar sangat berkesan baginya. Karena yang hadir saat open house di kediamannya, Jumat (8/2) tidak hanya warga Pontianak dus pejabat, para pegawai kantor Gubernur dan tokoh masyarakat Kalbar, tetapi juga Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia, Meutia Hatta. Sejak pagi jalanan yang biasanya sepi berubah menjadi hinggar-binggar orang maupun deru mesin kendaraan. Jarak puluhan meter tampak kendaraan berjejal terparkir di kiri-kanan jalan. Berbagai kalangan masyarakat sejak pukul 08.00 berduyun-duyun mengayunkan langkah menuju rumah nomor 12, kediaman Christiandy. Hari itu adalah hari kedua tahun baru Cina atau 2559 Imlek. Christiandy adalah keturunan Tionghoa yang tetap memperingati Imlek , budaya leluhurnya. Dia menerima tamu yang datang dari berbagai kalangan. Christiandy beserta ibu dengan senyum ramah menyambut dan menyalami satu persatu tamu yang datang untuk bersilaturahmi. “Ini pertemuan budaya, lihat mereka yang datang tidak hanya kalangan Tionghoa, tapi dari berbagai suku dan agama,” ujar Nur Iskandar kepada saya yang mendampinginya menghadiri “open house” wagub. Seperti air mengalir, tamu yang datang silih berganti. Ada yang menggunakan mobil, sepeda motor bahkan ada pula yang berjalan kaki. “Ini peristiwa langka dan baru pertama wakil gubernur “open house” imlek,” kata Agus sambil menyantap berbagai hidangan. Di antara para tamu yang hadir bersilaturahmi, memang yang pertama memadati rumah yang sederhana itu adalah para pegawai kantor gubernur. Di tengah kerumunan warga itu, tampak Gubernur Kalbar, Cornelis berserta keluarga. Tanpa pengawalan, gubernur datang langsung disambut Wagub. Kedua pasangan yang memenangkan pemilu gubernur Kalbar pada 15 November 2007 lalu itu, setelah berbincang-bincang sekejap lalu masuk menuju meja yang telah disediakan. Sementara itu, para wartawan foto berusaha menjepret dan mengambil moment orang nomor satu dan dua di Kalbar itu secara teratur. Acara “open house” berlangsung hingga malam hari. Usai mahgrib, giliran Menteri Pemberdayaan Perempuan Kabinet Indonesia Bersatu, Meutia Hatta beserta suami, Sri Edi Swasono dan rombongan menyambangi rumah Wagub untuk ber-imlek. Kehadirian Meutia Hatta di Kalbar adalah dalam rangka kunjungan kerjanya di Kabupaten Sambas, selian itu, anak proklamator Muhammad Hatta menikmati tahun baru imlek di kota seribu klenteng, Singkawang. Di Singkawang, Meutia Hatta berkesempatan menyaksikan atraksi naga raksasa dari Pontianak, bahkan menyulut kembang api bersama Wali Kota singkawang, Hasan Karman. Naga Raksasa tampil di Singkawang setelah pelarangan arak-arakan di Kota Pontianak.□

Baca selengkapnya..

Tuesday, February 12, 2008

Penjual Perlengkapan Sembahyang

By Krisantus Salah satu toko yang terletak didepan ligo mitra terlihat lebih banyak diwarnai oleh warna merah, warna yang berasal dari barang-barang dagangan milik seorang pemilik bernama Edi, sambil memandangi para pejalan kaki yang melintasi halaman tokonya. “Disini kami menjual alat-alat perlengkapan untuk orang bersembahyang”. Kata si pemilik toko, Edi. Usaha ini telah dirintisnya selama sepuluh tahun yang lalu. Sebelumnya ia pernah berjualan bahan-bahan pokok selama dua puluh tahun. Diantara barang dagangannya yang sangat menarik adalah Hio dan kertas pekong atau pekong chua. Menurutnya, Hio dan kertas pekong didapat dari berbagai negara, seperti Indonesia, Singapura, China, Taiwan dan Malaysia. Namun untuk harga Hio yang paling mahal adalah dari Indonesia, yang dibuat oleh Gunung Kelud. Karena hio dan kertas pekong dari Indonesia dibuat dari kayu cendana dan gaharu. Sedangkan dari negara lain lebih banyak dibuat dari kayu yang tidak terlalu bagus dan hanya di campur pewangi. Hio dan kertas pekong banyak dibeli atau dicari pada saat acara sembahyang kubur dan hari raya Imlek. Pada saat itu, pendapatan mereka akan menanjak drastic, dalam sehari mereka bisa memperoleh penghasilan kotor sebesar lima sampai enam juta selama masa dua minggu perayaan. Biasanya, orang bisa membeli hingga lima ratus ribu sekali beli. Hal itu tentu sangat menguntungkan bagi bagi mereka. Tetapi pada hari-hari biasa, tokonya terlihat seperti toko-toko lain yang tidak terlalu banyak apabila tidak pada musimnya. “Saya sendiri sering membeli barang-barang yang ada di toko ini”. Kata salah satu pelanggan yang berkunjung di toko itu Pak Herianto. Ia ingin membeli beberapa bungkus Hio yang ada disitu untuk sembahyang. Menurutnya, Ia lebih sering berbelanja ditoko ini karena pelayanan yang diberikan oleh pemilik toko sangat baik dan untuk masalah harga tidak terlalu tinggi serta barang yang tersedia lebih lengkap sehingga tidak menyulitkan bila kita mencari sesuatu. Adapun pembelian Hio dan kertas pekong mempunyai makna tertentu, misalnya hubungan antara harga atau kertas pekong.Menunjukkan tinggi rendahnya seseorang dalam strata sosial. Sehingga dapat diketahui bahwa pada saat itu, mereka belum mampu untuk membeli hio yang besar atau kecil. (published in Borneo Tribune at 8 desember 2007) Diposting oleh Krisantus di 10:57 AM Label: tionghoa

Baca selengkapnya..

Monday, February 11, 2008

Kurang Sosialisasi, Perdagangan Karbon Jadi Masalah

By Krisantus Mekanisme yang menginginkan adanya perdagangan karbon, harus berhati-hati karena hal ini akan menimbulkan berbagai masalah apabila kurang sosialisasi kepada masyrakat. “Perdagangan ini akan menjadi masalah besar apabila kurang dilakukan sosialisasi kepada masyarakat umum”. Ungkap anggota komisi V DPRD Kota Batam, Hj. Suhaimi, SE saat ditemui di hotel Mahkota (Jum’at, 7/11) Lanjutnya, perdagangan karbon tidak akan menjadi masalah apabila pemerintah lebih memperhatikan kepentingan masyarakat umum dan menjalankannya sesuai dengan prosedur yang berlaku. Namun apabila tidak, maka bentrok antar berbagai kepentingan. Perdagangan karbon merupakan bentuk perdagangan antara pihak yang menghasilkan karbon, terutama negara-negara maju (industri) kepada negara yang melestarikan hutan dan lingkungannya. Negara maju tersebut akan memberikan kompensasi kepada negara yang melestarikan lingkungan hidupnya karena akan berfungsi menyerap karbon yang dihasilka oleh mereka. Tetapi, kompensasi tersebut akan menimbulkan suatu ketidakadilan iklim bagi negara yang memelihara hutannya. Karena, sementara negara berkembang menjadi penjaga hutannya, negara maju semakin leluasa mengeluarkan gas karbon dari industri-industrinya karena berpikir mereka hanya mengeluarkan dana. Sementara itu, saat ditanyai mengenai sosialisasi kompensasi dari perdagangan karbon ditempat yang sama, anggota DPRD Kota Batam dari Fraksi PAN, Setyasih Priherlina mengatakan “Sosialisasi kepada masyarakat lebih baik terlambat daripada tidak ada sama sekali”. Ia juga menambahkan, dana kompensasi itu harus jelas target yang akan dituju agar tidak terjadi tumpang tindih siapa yang harus menerima dana itu. Usaha-usaha yang dilakukan apabila kita menerima perdagangan karbon adalah konsekuensinya kita harus menanam pohon agar pohon-pohon tersebut dapat menyerap gas karbon yang dihasilkan oleh negara maju. “Penanaman pohon diharapkan dapat mengurangi kerusakan hutan”. Ujar Ketua Fraksi Koalisi Reformasi DPR Kota Lhokseumawe, Helmi Musa Kuta, SH. Penanaman pohon yang sedang menjadi isu menarik saat ini kiranya mempunyai kelanjutan dan tidak berhenti sampai masa sekarang saja. Sangat disayangkan apabila ada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab terhadap penggunaan kelestarian hutan. Oleh karena itu, pemerintah terutama aparat penegak hukum harus mempunyai kosekuen yang tinggi dalam menerapkan hukum kepada masyarakat agar pelanggaran itu dapat berkurang.

Baca selengkapnya..

Sunday, February 10, 2008

Indonesia Perusak Hutan Nomor Satu

by Krisantus Banyaknya kasus kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia umumnya dan Kalbar khususnya dikarenakan sebagai akibat dari tata kelola hutan yang buruk. Berdasarkan data Greenpeace,2007, diperkirakan kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia mencapai 2.2 juta per tahun. “Diperlukan peran semua pihak untuk mencegahnya,” kata Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor selaku Koordinator Penanggungjawah Kajian Tata Pemerintahan Sektor Kehutanan di Kalbar dan Jambi, Haryanto R. Putro dalam seminar Info Tata Ruang Hutan di Hotel Peony, Jumat (8/2). Menurutnya, penebangan kayu oleh perusahaan tidak selalu memperhatikan aspek rehabilitas. Kerusakan hutan semakin parah sejak maraknya praktek illegal logging. Rusaknya hutan semakin berimbas pada keseimbangan alam yang semakin mengkhawatirkan seperti terjadinya banjir, tanah longsor dan panasnya suhu bumi atau global warming. “Tahap awal pengelolaan hutan sekarang adalah dengan menata kembali mulai dari awal keadaan tata ruang hutan kita,” ungkapnya. Pengelolaan itu mau tidak mau dimulai dari bawah lagi untuk mencari metode pengelolaan tata ruang hutan yang baik dalam masyarakat. Jika sudah ditemukan, maka yang perlu adalah kemampuan bagaimana caranya agar pemerintah mampu membuat kebijakan yang tepat sehingga dapat dijadikan pondasi dengan didukung oleh ketertiban hukum serta melibatkan semua pihak di dalamnya. “Disadari pula, bahwa sumber kerusakan hutan adalah masifnya kebijakan yang yang diberikan untuk eksploitasi hutan sejak 30 tahun terakhir,” tambahnya. Berkaitan dengan hal tersebut, dari besarnya kerusakan hutan, organisasi lingkungan dunia, Greenpeace menempatkan Indonesia sebagai negara nomor satu di dunia dalam hal kepengerusakan hutan. Meskipun dalam eksploitasi hutan diatur dalam undang-undang atau peraturan, namun yang sering terjadi adalah pemberian ijin yang tidak transparan sehingga mengakibatkan adanya penebangan diluar areal ijin tebangan. Biasanya, dengan mengikutsertakan masyarakat atau tidak berjalannya system silvikutur yang diisyaratkan oleh pemerintah. “Secara formal, tata kelola kehutanan terdapat dalam UU Kehutanan No.41/1999,” terangnya. Didalam UU tersebut sudah termasuk dari tahap perencanaan, pengelolaan, penelitian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan, penyuluh kehutanan dan pengawalan. Dengan demikian, dapat disimpulkan good governance (pemerintah yang baik) belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. (taken from Borneo Tribune, 10 Pebruari 2008)

Baca selengkapnya..
by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru