Saturday, December 22, 2007

Rapat Pimpinan Daerah PKPB Kalbar 2007

PAW Anggota Yang Terjerat Kasus Pidana By Krisantus Dalam melakukan pembinaan terhadap anggotanya, Rapat Pimpinan Daerah PKPB akan melakukan Pergantian Antar Waktu (PAW) kepada anggota DPRD dari partainya yang terjerat kasus pidana, serta melakukan konsilidasi partai di setiap daerah. Jelas Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Karya Peduli Bangsa, H.M Ali Anafia, SH. M.Si Saat ditemui kemarin (senin,10/12) dikediamannya. “Hingga saat ini, kasus anggota Dewan yang terjerat hukum tersebut masih dalam penanganan pihak Poltabes Pontianak,” Lanjut Mantan Ketua DPRD Kota Pontianak itu dengan tenang. Berdasarkan keputusan Rapimda, anggota yang bersangkutan juga akan ditindak oleh partai karena dianggap telah lalai dalam melaksanakan kewajiban terhadap partai, Berupa sanksi. Menurutnya, pemberian sanksi oleh partai juga akan diberlakukan kepada seluruh anggota dewan yang tidak aktif dan loyal pada partai. Rapimda PKPB yang dilaksanakan sejak tanggal 9 hingga 11 Desember di Hotel Grand Mahkota itu dihadiri oleh mantan Pangdam Tanjungpura, Mayjen (Purn). H. Namori Anom S. selaku koordinator wilayah kalimantan dan Bimprov DPD PKPB Kalbar, Andi Hadian, SE.,M.Si, serta seluruh Ketua, Sekretaris dan perwakilan Perempuan setiap Kabupaten. Rapat tersebut telah menghasilkan beberapa hal penting. Diantaranya adalah realisasi program kerja partai, laporan kerja dari tiap-tiap kabupaten/kota. Selain menindaklanjuti anggota dewan yang terjerat hukum, Rapimda juga memutuskan akan mengganti ketua ditingkat Kabupaten/Kota yang tidak hadir dalam Rapimda kali ini. Karena dianggap akan merugikan partai, namun sebelumnya mereka akan dipanggil untuk memberikan penjelasan. Anggota partai yang tidak hadir itu, sebelumnya sudah diberitahukan sejak lama agar bisa menghadiri Rapimda. Keputusan-keputusan tersebut dilakukan sebagai langkah awal PKPB untuk meraih suara yang sebanyak-banyaknya dalam Pemilu Legislatif pada tahun 2009 mendatang. Target utamanya adalah untuk menempatkan wakil-wakil rakyat yang dapat bekerja dengan sungguh-sungguh disetiap kabupaten sebanyak-banyaknya. Untuk saat ini, partai yang pada pemilu legislative 2004 lalu menduduki peringkat kesebelas memiliki sebelas anggota dewan di tiap kabupaten dan satu orang di provinsi. Sedangkan fraksi yang dimiliki sebanyak dua, yaitu fraksi di Kabupaten Pontianak dan sanggau. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) siap bersaing dengan kontestan lain dalam pemilu legislative pada tahun 2009 mendatang. Untuk mencapai itu, partai akan membuat perwakilan di setiap daerah atau kabupaten. Sementara beberapa daerah yang telah memiliki wakil dari partai ini adalah sanggau, sintang, KKU, Sekadau dan Pontianak. (11/12/07)

Baca selengkapnya..

Pemanasan Global Perlu Perhatian Semua Pihak

Pemanasan Global Perlu Perhatian Semua Pihak By Krisantus Isu pemanasan global akhir-akhir ini menjadi hangat diperbincangkan oleh seluruh umat manusia. Untuk masyarakat Indonesia kiranya isu ini mendapat perhatian yang besar karena hal ini menyangkut masalah bersama yang harus diatasi. “Menyikapi Pemanasan global harus dicermati dan menjadi perhatian kita bersama. Karena hal ini merupakan isu yang menyeluruh bagi bangsa-bangsa didunia”. Kata Koordinator Wilayah FLEGT, Thadeus Yus. Menurutnya, pemanasan global pada saat ini sudah melampaui batas dimana masalah itu telah menimbulkan efek rumah kaca yang berbahaya bagi keadaan bumi. Dijelaskannya bahwa efek rumah kaca itu bukan berasal dari bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang terbuat dari kaca. Tetapi berasal dari emisi gas yang dikeluarkan oleh manusia melalui industri, pembakaran hutan, pembakaran fosil. Gas-gas yang dikeluarkan tersebut akan menahan sinar matahari yang dipantulkan ke bumi. Dampak yang ditimbulkan oleh gas tersebut dapat menimbulkan berbagai efek yang berbahaya bagi kehidupan mahkluk hidup. Misalnya, Tenggelamnya pulau-pulau kecil akibat mencairnya es di kutub, tidak menentunya perubahan musim menyebabkan efek terhadap kegiatan pertanian jadi terganggu, timbulnya kekeringan, penyakit akibat udara yang kotor, hilangnya keanekaragaman hayati. Perdagangan karbon yang banyak dibahas dalam konferensi UNFCC di Nusa Dua Bali, menuai berbagai protes dari para pecinta lingkungan hidup. “Saat ini semua pecinta lingkungan dari berbagai organisasi diseluruh dunia berkumpul di Bali, mereka mengontrol pembahasan terhadap mekanisme perdagangan karbon yang direncanakan oleh berbagai negara”. Kata koordinator kampanye walhi kalbar, Hendi Candra. Apabila perdagangan karbon disetujui untuk dilaksanakan, maka yang akan dirugikan adalah orang-orang kecil terutama masyarakat adat yang dari dulu telah menjaga kelestarian lingkungan dengan menjaga hutan adat. Sedangkan yang akan diuntungkan adalah para penguasa dan perusahaan-perusahaan monokultur seperti HTI, Perkebunan sawit dan perusahaan besar lainnya. “Sebenarnya, masyarakat kecil itu tanpa disuruhpun mereka sejak dulu sudah menjaga kelestarian hutan, hanya saja mereka yang merusak hutan atau lingkungan adalah perusahaan-perusahaan besar yang notabene nya didukung oleh pihak penguasa”. Katanya lagi. Dengan adanya mekanisme perdagangan karbon, secara tidak langsung masyarakat kecil akan menjadi penjaga hutan sedangkan negara maju dengan seenaknya mengeluarkan emisi gas. Karena apabila masyarakat telah menerima kompensasi dari negara penghasil karbon, hal ini akan menimbulkan tekanan dari negara tersebut. Indonesia merupakan penghasil karbon terbesar nomor tiga didunia. Penyebabnya adalah karena kebakaran hutan yang menghasilkan karbondioksida (CO2) begitu besar. Kebanyakan pelaku dari pembakaran hutan itu adalah pihak perusahaan. Untuk membuka lahan, dilakukan dengan cara membakar lahan. Kemudian lahan yang dibuka dalam ukuran luas tersebut menyebabkan berkurangnya sumber penyerap karbondioksida. Perhutani menyatakan, kerusakan hutan yang terjadi tahun 2007 ini sudah mencapai kisaran 250 ribu–300 ribu hektare. Angka tersebut hampir menyamai jumlah kerusakan hutan yang terjadi selama 2006. Melihat besarnya kerusakan tersebut, semua pihak hendaknya menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan Indonesia bagi pemanasan global. (9/12/07)

Baca selengkapnya..

Sampah Bukan Sebagai Masalah

By Krisantus Persoalan sampah bisa menjadi ancaman besar apabila tidak dikelola dengan baik. Namun apabila dikelola dengan baik, sampah bukan menjadi suatu masalah besar dalam kehidupan sehari-hari. Malahan sampah dapat memberikan mutiara kecil bagi kita yang peduli akan sampah. “Sampah harus dianggap sebagai barang ekonomis, jangan dianggap sebagai suatu masalah” ungkap Kepala Bapedalda Ir. Tri Budiarto pada acara sarasehan pengelolaan sampah di kantor Camat Pontianak Selatan. Kemampuan armada dinas kebersihan dan financial yang dimiliki pemerintah daerah saat ini dalam menangani sampah saat ini mungkin sangat terbatas, sehingga di beberapa titik sampah sering tidak terangkut. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka terjadi akumulasi sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan yang sangat serius dan berkepanjangan. Dalam kegiatan sarasehan pengelolaan sampah organic berbasis rumah tangga ini diselenggarakan di aula kecamatan Pontianak Selatan oleh Bapedalda. Berupaya untuk mansosialisasikan tehknik meminimalisasikan sampah organic dengan tehnik composting sedini mungkin pada rumah tangga yang mana hal ini telah dilakukan oleh warga RT 05/RW 026 Kelurahan Siantan Hulu dan saat ini akan dilakukan oleh warga RT 003 /RW 043 Kelurahan Parit Tokaya dan warga Desa Teluk Kapuas Kecamatan Sungai Raya, Pontianak. Dewasa ini, paradigma yang baru dalam pendekatan pengelolaan sampah harus adanya keterlibatan masyarakat dengan pola penanganan sampah sedini mungkin , perubahan pola pembuangan sampah serta meningkatkan pemanfaatan dari pengelolaan dari sampah yang lebih baik. Ditinjau dari segi ekonomis usaha daur ulang dan pengomposan sampah kota memiliki nilai ekonomi karena sampah diolah menjadi barang yang berguna. Permintaan industri terhadap bahan daur ulang sampah cukup besar seperti pupuk organic dari daur ulang sampah. Oleh karena itu, apabila usaha pemanfaatan sampah dapat terlaksana dengan baik disamping dapat mengatasi masalah keterbatasan lahan dan sumber dana pengelolaan sampah, usaha ini juga dapat memberi manfaat ekonomi bagi para pelakunya dan wilayah umumnya. Menurut salah seorang nara sumber dalam seminar tersebut, Suharno, SKM, M.Kes, Prinsip penanganan sampah sedini mungkin pada saat masih berada di rumah tangga, yang harus dilakukan adalah bersama-sama dengan semangat kegotong-royongan sebagai modal utama dalam menangani dan mengelola sampah. Melalui kelompok dan kebersamaa pngelolaan sampah merupakan dasa menuju masyarakat yang mandiri dalam melestarikan lingkungannya. Sehingga tidak terlalu sulit untuk mewujudkan suatu kawasan yang “Bersih, Indah dan Asri” (BERSINAR). (published in Borneo Tribune at 9 desember 2007)

Baca selengkapnya..

Kelenteng Fuk Tek Chi

Peresmian Kelenteng Fuk Tat Chi atau Budi Karya pada hari ini (Rabu, 5/12) berlangsung dengan meriah. Semua peserta yang hadir dikelenteng menyambut dengan suka cita pembangunan itu. Kelenteng yang terletak di Jln.M Yamin Gg. Pemangkat II (Kota Baru) ini sebelum diresmikan hanyalah sebuah tempat kecil yang dirikan untuk Umat Kong Hu Cu memberikan penyembahan. Sebelum Kelenteng ini ada, awalnya ada seorang anak bernama Harianto/Atie(26) menderita penyakit aneh dan sulit untuk disembuhkan di sekitar bulan Pebruari 2007 ( imlek 1-8-2558), dari kejadian inilah berbagai upaya dan usaha telah dilakukan untuk penyembuhan anak tersebut namun hal tersebut selalu gagal untuk disembuhkan. Penyakit tersebut bermula dari ditemukannya tempat penancapan Hio segi delapan (Hiong Lu Pat) disalah satu sudut belakang rumah dan tempat tersebut dibersihkan dan diberikan penyembahan tanpa diketahui oleh orang tua mereka, dari sinilah bermula Harianto/Atie menderita penyakit aneh yang sulit untuk disembuhkan, kata Then Kim Jung . Namun pada bulan pebruari berikutnya setelah mendapatkan wahyu dalam mimpi nya penyakit anak ini akan sembuh jikalau tempat dimana anak tersebut menemu kan Hiong Lu Pat didirikan sebuah altar sebagai tempat penyembahan maka anak tersebut akan sembuh, maka pada tanggal 26 bulan 1 imlek dirikan sebuah altar kecil sebagai tempat pembuka (Khoi San Thie Cu) dalam memberikan penyembahan. Katanya lagi. Pembangunan kelenteng ini telah melalui persiapan yang cukup panjang. Persiapan itu dimulai dari adanya mimpi yang mengharuskan mereka untuk mendirikan kelenteng apabila ingin anak pemilik tanah ini sembuh dari penyakit aneh, penggalangan dana, persiapan lokasi kelenteng (pembuatan akta tanah), pembangunan kelenteng, hingga pada peresmiannya hari ini. Diawal bulan September 2007 mulai dilakukan pembangunan Kelenteng tersebut dengan segala upaya dan usaha agar pembangunan kelenteng ini dapat terealisasi sebagai salah satu bangunan kelenteng. Untuk penghimpunan dana, menurut salah seorang pengurus yang lainnya, Puk Kim Kiong, lembaga Budi Karya memperoleh dana dari sumbangan suka rela masyarakat tionghoa yang berada di Kota Baru dan donatur yang berasal dari Kota Baru namun telah sukses diluar, donatur lain dan sang tuan rumah Then Kim Jung serta kerabat disekitar tempat kelenteng itu berdiri menghibahkan sebidang tanah kosong dengan luas 4mx22m kepada Panitia Pembangunan Kelenteng untuk dipergunakan dalam membangun Kelenteng Fuk Tek Chi ini. . Sebelum kelenteng ini selesai diresmikan pada tanggal 1 Desember 2007 tempat tersebut kedatangan seekor labi-labi persis didepan pintu utama dimana Kelenteng tersebut dirikan, menurutnya labi-labi ini menandakan seorang Dewa, namun hal tersebut ternyata benar dibelakang Kelenteng tersebut terdapat sebuah bangunan altar kecil untuk Da’to Bujang Samad. Prosesi peresmian atau pemindahan tempat altar kecil yang dibuat untuk penyembahan ke Kelenteng Fuk Tek Chi ini dilaksanakan hari Rabu(5/12) pukul 09.00 Wib dipimpin oleh Bun Sun Thung Loya Naca dari siantan, prosesi berjalan setengah jam dan diikuti oleh Umat Kong Hu Cu memberikan penyembahan. Menurut salah seorang pengurus kelenteng yang juga sebagai wakil ketua dari lembaga Budi Karya, Phang Kat Fu, ketika ditemui disela-sela acara peresmian. “Pembangunan kelenteng ini merupakan pembangunan kelenteng pertama yang dilakukan di kota baru”. Lanjutnya, Pembangunan kelenteng ini bertujuan untuk memudahkan umat yang beragama Konghucu melaksanakan sembahyang atau ritual lainnya dengan jarak yang lebih dekat dari tempat tinggal mereka sendiri. Karena selama ini warga Kota Baru belum mempunyai kelenteng sehingga mereka masih sembahyang di kelenteng lain. Dan salah satu persiapan mereka yang tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi pembuatan kelenteng kepada masyarakat yang berada disekitar lingkungan itu. Perhitungannya adalah mengantisipasi hal-hal yang tidak diingini terjadi dikemudian hari. Oleh sebab itu mereka terlebih dahulu meminta persetujuan dari warga setempat. Kelenteng Fuk Tek Chi ini berdiri dan bernaung disalah satu wadah yang dibentuk untuk mengurusi Kelenteng ini. Dan wadah tersebut bernama Lembaga Budi Karya dengan susunan Pengurus yang dibentuk dari sebagian besar Panitia diantaranya : Penasehat Puk Kim Khiong, Ketua : Fam Cai Chong, Wakil Ketua : Phang Ket Fu, Sekretaris : Chai Chin Fuk, Bendahara : Cong Lip Chiung, Humas : Then Kim Jung dan Ng Sui Fa/Heryanto,SH,M.Kn Dengan dibangunnya Kelenteng Fuk Tek Chi ini, kiranya damai dan sejahtera selalu memberkati kita semua khususnya warga disekitar Kelenteng dan Kota Pontianak pada umumnya, ungkapnya. (published in Borneo Tribune at 6 Desember 2007)

Baca selengkapnya..

Pria Itu Adalah……

By Krisantus Terlahir semenjak 27 tahun yang lalu, pria berpenampilan sederhana ini mempunyai suka duka kehidupan yang mengagumkan. Pria itu adalah Yandi Algresto, S.Ag. Berasal dari keluarga yang sangat berkurangan, ia diajarkan agar bisa hidup mandiri. Tanpa harus membebani kedua orang tuanya. Ia memiliki tiga orang saudara, satu orang laki-laki dan dua orang perempuan. Kesemuanya mereka saat ini telah memiliki rumah tangga sendiri. Ibunya tinggal bersama salah satu saudaranya sedangkan ayahnya telah tiada. Masa kecilnya ia habiskan untuk tinggal di vihara. Yang menjadi awal perjalanan menggapai cita-cita yang terpendam dalam dirinya adalah dengan tinggal di Vihara Maiteraya Mukti. Karena tinggal di vihara inilah, kini ia telah menikmati hasilnya.Vihara itu telah membantunya menggapai cita-cita. Disana pekerjaan sehari-harinya adalah membantu penjaga Vihara dalam mengurus segala hal yang ada dalam vihara itu. Menyapu, membersihkan lingkungan di Vihara, membantu membuat persiapan untuk sembahyang dan tugas lain yang diberikan kepadanya. Semua yang ia lakukan karena ingin tetap bersekolah. Dimana, dengan tinggal dan membantu pihak vihara, sekolahnya dibiayai. Menjadi seorang guru agama Budha merupakan cita-citanya yang paling besar. Menurutnya, dengan menjadi seorang guru ia dapat berbagi pengetahuan tentang agama Budha kepada banyak orang. Semenjak umur 22 tahun, ia telah menjadi seorang guru agama Budha. Tugas pertamanya dengan menjadi guru di LKIA. Kemudian setelah empat tahun bekerja, kini telah berjalan satu semester ia pindah mengajar di Sekolah Menengah Pertama (SMP) budi Baik. Dengan jabatan yang cukup strategis, yaitu menjadi Kepala Sekolah di SMP tersebut. Menurutnya pendapatan yang ia peroleh dengan menjadi seorang guru (swasta) cukup untuk menunjang kehidupannya apabila diatur dengan baik uang gaji tersebut. Namun apabila tidak bisa diatur maka gaji tersebut tidak akan cukup. Selain memperoleh pendapatan dengan menjadi guru, ia juga mempunyai usaha sendiri dibidang pelayanan jasa. Ketika ditanya, mengapa Ia memilih SMP Budi Baik sebagai tempat ia mengajar, Pria lajang ini juga menuturkan, ingin menciptakan system yang baik, bukan melaksanakan system yang sudah ada dan ia juga mencintai keadaan disekolahnya karena tingginya rasa saling percaya, terbuka diantara sesama guru. (published in Borneo Tribune at 5 desember 2007)

Baca selengkapnya..

Pertama Ulangan Di Sekolah Sendiri

By Krisantus Merupakan suatu prestasi bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Budi Baik karena dapat mengadakan ulangan di sekolah sendiri. Selama ini, SMP Budi Baik mengadakan ulangan bersama di sekolah lain. Mereka menumpang pada SMPN I dirayon mereka. “Perangkat yang tersedia di sekolah ini dirasakan sudah cukup lengkap dengan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang berkualitas”. Kata Yandi, Kepala Sekolah. Misalnya, diantara 18 guru yang mengajar disini, hanya dua orang yang bukan sarjana. Salah satu diantara mereka adalah guru bahasa mandarin, yang belum ada lembaga pendidikannya. Jadi, soal-soal ulangan yang dibuat oleh pihak sekolah kami kualitasnya tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain. Menurut salah seorang guru, Urdiana, S.Pd dan Staff Tata Usaha yang tidak disebutkan namanya, ulangan ini akan diadakan selama beberapa hari dimulai besok tanggal 5, jam 08.00 pagi sudah dimulai dengan 13 mata pelajaran yang akan diujikan, termasuk pelajaran bahasa mandarin. Kepala Sekolah, Yandi. Dengan adanya perkembangan yang ditunjukkan oleh Sekolah Menengah (SMP) Budi Baik ini kiranya pemerintah dapat memberikan perhatian yang dapat dirasakan oleh pihak sekolah. Pembedaan antara sekolah yang bermutu dengan yang tidak bermutu. (published in Borneo Tribune at 5 Desember 2007)

Baca selengkapnya..

Tionghoa : Wajah Baru Dunia Perpolitikan Indonesia

By Krisantus Dunia perpolitikan di Indonesia kini sudah mulai diisi oleh wajah-wajah baru, wajah yang selama ini dianggap tidak mampu berpolitik langsung atau praktis. Mereka adalah wajah-wajah dari keturunan Tionghoa. Walaupun masih sedikit, namun munculnya mereka dalam dunia perpolitikan telah memberikan warna baru bagi perkembangan demokrasi. Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untan, Prof. Dr. AB. Tandililing, MA, dengan bergulirnya era reformasi pada tahun 1998 telah menimbulkan proses demokratisasi yang begitu cepat, sehingga membuka peluang atau ruang yang sebesar-besarnya bagi warga keturunan Tionghoa untuk mengisi peta perpolitikan di Kalbar. Dengan munculnya beberapa tokoh warga keturunan Tionghoa yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan, secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan motivasi tersendiri bagi warga Tionghoa lainya untuk memasuki dunia politik. Tokoh-tokoh yang telah menjadi inspirasi bagi mereka, misalnya seperti mantan Menteri Koordinator Ekonomi di masa pemerintahan Presiden Megawati, Kwik Kian Gie. Menteri Perdagangan dimasa Presiden SBY, Marie Elka Pangestu. Bupati Batam, Ahok. Dan masih banyak lagi mereka yang berkecimpung di dunia politik. Sedangkan untuk Kalimantan Barat sendiri, seperti yang kita ketahui hangatnya Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur dan Pilwalkot Singkawang, yang belum lama ini diselenggarakan secara serentak. Telah terpilihnya wajah-wajah baru dari kalangan yang selama ini dianggap tidak mampu berpolitik praktis. Drs. Christiandy Sanjaya dan Hasan Karman, keduanya merupakan pemain politik dari kalangan Tionghoa yang akan mempunyai peranan penting dalam kemajuan Kalbar. Sebelum mereka, sudah ada beberapa nama yang mendahului mereka terjun dalam perpolitikan Kalbar, seperti Michael Yan Sri Widodo, Andreas Acui Simanjaya, Hartono Azas, Yansen Akun Effendi dan beberapa nama lagi. Dengan posisi yang dimiliki saat ini, partisipasi politik mereka tidak bisa dianggap biasa. Lambatnya perkembangan mereka dalam dunia politik, menurut Dekan Fakultas ISIP, Prof. Dr. AB. Tandililing, MA, terjadinya G.30/S menimbulkan trauma yang begitu mendalam, mereka didiskriminasikan karena diidentikkan dengan komunis. Tekanan-tekanan yang menganggap mereka identik dengan komunis itu menimbulkan pengaruh pada psikologis dan juga administratif yang akhirnya berimbas pada sempitnya ruang gerak mereka dibidang politik. Penekanan itu misalnya proses pembuatan KTP. Untuk membuat KTP, mereka harus melengkapi administrasi SBKRI yang bagi mereka sangat berat, dengan penekanan itu mereka menjadi malas untuk membuat KTP yang akhirnya akan mempengaruhi ruang gerak mereka. Tapi semenjak Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia. Peraturan ini telah memberikan angin segar bagi warga keturunan Tionghoa yang lahir di Indonesia. Keluarnya peraturan itu telah memudahkan membuat mereka membuat KTP yang juga memberikan ruang gerak kepada mereka dalam segala sendi kehidupan. Aktifnya mereka dalam dunia perpolitikan di Indonesia umumnya dan Kalbar khususnya diharapkan dapat memberiakan sesuatu yang berbeda bagi warga asli untuk dapat menerima warga Tionghoa yang ikut dalam dunia perpolitikan. (published in Borneo Tribune at 4 Desember 2007)

Baca selengkapnya..

Laku Bakti Sebagai Pokok Kebajikan

By Krisantus Menegakkan diri hidup menempuh Jalan Suci, sesuai dengan bimbingan agama, meninggalkan nama baik dizaman kemudian, sehingga memuliakan orang tua itulah akhir dari Laku Bakti. Jadi sebenarnya Laku Bakti itu berawal dari diri sendiri, lalu dikembangkan dalam keluarga kemudian kepada pimpinan masyarakat atau negara dan lingkungannya. Menurut Sakandai Talok, yang juga pengurus Komda Majelis Agama Konghucu (MAKIN) Kalimantan Barat, Bakti atau Xiao, mempunyai makna imani “memulai hubungan”. Hal tersebut dapat dilihat dari huruf Xiao yang terdiri dari dua bangunan huruf. Dibagian atas huruf Lao yang berarti tua dan dibagian bawah Zi yang berarti anak. Dengan demikian dapat menggambarkan “Anak mendukung atau menjunjung orang tua” atau kata lainnya yang dijunjung oleh anak sepenuh hati. Secara bebas anak diartikan sebagai “hamba” (dalam mengabdi), sehingga secara umum laku bhakti atau Xiao dapat diartikan “memuliakan atau pemuihan hubungan” antara yang lebih “rendah” atau kepada yang lebih “tinggi”. Kemudian bila kita perhatikan huruf Jiao. Agama merupakan gabungan huruf laku bhakti atau Xiao dan ajran atau wen. Sedangkan wen mempunyai arti teori ajaran, sastra dan budaya. Dengan demikian telihat bahwa jiao dapat disimpulkan atau diartikan sebagai ”Agama adalah ajaran yang tentang menjunjung atau memuliakan hubungan aspek kehidupan manusia sebagai kodrat yang di yang difirmankan oleh Tuhan Yang Maha Esa”. Hal tersebut tersirat dalam sabda Nabi Kongzi, yang berbunyi sebagai berikut : ”Diantara watak-watak yang terdapat diantara langit dan bumi, sesungguhnya manusialah yang termulia. Diantara perilaku manusia, tiada yang ebih besar dari Laku Bakti. Laku bakti tiada yang lebih besar daripada menaruh hormat dan memuliakan orang tua dan hormat dan memuliakan orang tua itu tiada yang lebih besar dari pada selaras dan harmonis kepada Tuhan”. Betapa luas dan dalam pengertian imani akan Laku Bakti itu, bahwasannya manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang termulia dan mahkluk yang lengkap, baik dari daya hidup rohani maupun jasmani. Dalam pengalaman dan penerapan bakti dikehidupan sehari-hari menurut ajaran agama Konghucu telah mencakup semua dimensi kehidupan. Oleh karenanya, manusia sebagai mahkluk ciptaan-Nya wajib menempuh hidup selaras dengan Firman-Nya. Ini merupakan perintah atau Hukum Suci Tuhan dimana manusia yang telah dikarunia kebajikan Tuhan atau Tian De haruslah senantiasa merawat dan mengamalkannya dalam kehidupan agar memperoleh kebahagian. Hal tersebut akan terungkapkan dalam sabda-sabda Nabi, sebagai berikut : ”Sesungguhnya Laku Bakti itu ialah kebajikan. Daripadanya ajaran agama berkembang. Tubuh, anggota badan, rambut dan kulit diteria dari ayah dan bunda.(maka) perbuatan tidak berani membiarkannya rusak dan luka . itulah permulaan dari Laku Bakti”.(published in Borneo Tribune at 3 desember 2007) ”Menegakkan diri hidup menmpuh Jalan Suci, meninggalkan nama baik di zaman kemudian sehingga memuliakan ayah-bunda, itulah akhir dari Laku Bakti. Sesungguhnya Laku Bakti itu dimulai dengan mengabdi kepada orang tua selanjutnya mengabdi kepada pimpinan dan akhirnya meneggakkan diri”. Tentang Laku Bakti dalam ajaran Nabi Kongzi seringkali disalah artikan. Dikatakan Laku Bakti atau Xiao sering disalah gunakan oleh orang-orang tionghoa yaitu untuk menuntut anak-anaknya agar lebih berbakti kepada kepada orang tua, sedangkan orang tua melipakan kewajibanya. Bahkan dikatakan Laku Bakti terlalu mengutamakan keluarga atau kepentingan pribadi, daripada keantingan umum. Hal tersebut adalahpengertian yang salah tentang Laku Bakti. Laku Bakti itu dimulai dengan melayani orag tua, selanjutnya mengbdi kepada pemimpin dan akhirnya menegakkan diri. Merawat tubuh yang diwariskan orang tua dan tidak membiarkan rusak atau menyia-nyiakannya dengan perbuatan yang tidak benar (misalnya penyalahguanaan narkoba). Itulah permulaan dari laku bakti.

Baca selengkapnya..

YWB – Care : ODHA, JANGAN DIMUSUHI

By Krisantus Pengetahuan masyarakat terhadap bahaya HIV/AIDS sangat penting, karena hal ini akan membantu mereka untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit itu. Bagi ODHA, dengan adanya pengetahuan itu, masyarakat diharapkan tidak lagi memarjinalkan pergaulan dengan Orang Penderita HIV/AIDS (ODHA) sehingga para penderita dapat menempatkan diri dalam pergaulannya di masyarakat. “Tidak semua orang mau menerima dan bergaul dengan orang-orang yang terkena HIV/AIDS”. Ungkap sekretaris YWB-Care, Safar. "Penyebab terbesar penyebaran penyakit ini melalui jarum suntik Narkoba yang digunakan secara bergantian," kata Prof.Zubairi. Data terlapor ODHA sekitar 17 ribu, tetapi para pakar memperkirakan jumlah ODHA seluruhnya minimal 193 ribu. Berarti banyak ODHA yang belum terlayani secara medis. Usia ODHA paling banyak berkisar antara 15 - 40 tahun, dimana itu merupakan usia produktif.Untuk menanggulangi hal ini, Pemerintah menyediakan obat gratis. "Walaupun obat ada dan gratis, mencegah lebih baik dari pada mengobati, Upaya pencegahan dan Pengobatan sama pentingnya," tambah Prof. Zubairi. Sebagai bentuk kepedulian dan kesadaran YWB Care terhadap bahaya HIV/AIDS dan ODHA, kemarin (1/12) mereka melakukan aksi damai di bundaran untan bersama LSM dan organisasi lain. Aksi ini dilakukan bertepatan dengan hari AIDS se-dunia. Untuk mendukung kegiatan dalam menginformasikan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat, Youth West Borneo Care (YWB-Care) melakukan kerja sama dengan pemerintah dan semua organisasi yang peduli terhadap AIDS seperti BKKBN, Gepan, Arwana Plus. Menurut ketua YWB Care, Patarassama, ketika ditemui ditempat” Pemerintah harus memiliki kepedulian terhadap lajunya penyebaran AIDS di Indonesia, terutama di Kalbar dan lebih banyak memberikan informasi tentang ODHA kepada masyarakat”. Diharapkan nantinya informasi itu akan membantu ODHA untuk menerima keadaan dan dapat menempatkan diri dalam pergaulan di lingkungan masyarakat. Penambahan jumlah rumah sakit juga perlu ditingkatkan agar dapat memperluas akses pelayanan kesehatan bagi ODHA. Tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan obat ARV (Anti Retro viral), menyediakan sarana, prasarana fasilitas, terdiri dari tenaga kesehatan. Pada tingkat sosial, keterlibatan yang mendapat pengakuan publik membantu mengurangi stigma dan diskriminasi, dan memberi indikasi kepada masyarakat mengenai penerimaan dan pengakuan pentingnya ODHA. Di dalam organisasi, keterlibatan menjadi alat yang kuat untuk mendobrak hambatan, baik subyektif maupun obyektif. Organisasi terdiri atas individu-individu, dan mereka yang tidak terinfeksi maupun terdampak oleh HIV/AIDS seringkali memiliki pemikiran yang seringkali tidak benar mengenai ODHA. Bukan hal yang mengherankan bila pemikiran-pemikiran seperti ini kemudian tercermin dalam kebijakan atau praktik organisasi. Diskriminasi terhadap ODHA ada dimana-mana, walaupun terkadang halus atau tidak terlihat, dan terkadang diskriminasi tersebut tidak disadari oleh mereka yang mendiskriminasi. Bekerja sehari-hari dengan individu-individu yang seropositif, serta mempunyai nama dan wajah yang dapat diasosiasikan dengan konsep "orang dengan HIV atau AIDS" -- dibandingkan dengan asosiasi dengan virus atau penyakit yang menakutkan -- membantu orang untuk melawan ketakutan dan prasangka buruk mereka, dan merubah persepsi mereka terhadap Odha. Selain mengurangi diskriminasi, GIPA dapat memperkuat organisasi atau kegiatan dengan memberi perspektif langsung pengalaman ODHA. Penguatan ini dapat terjadi pada tahap peningkatan moral secara umum dan team-building, atau berupa perbaikan-perbaikan yang lebih substansial pada cara kerja organisasi. Misalnya, ODHA dapat memberi dukungan penting dalam organisasi atau kegiatan yang merekrut "pekerja AIDS" seperti pendidik kesehatan masyarakat, petugas klinik, psikolog dan pekerja sosial. Dimana para pekerja tersebut jarang memperoleh dukungan emosional maupun praktis dalam kegiatan pencegahan dan pendidikan AIDS mereka, ODHA dapat memberi mereka pengetahuan dan membantu meningkatkan rasa percaya diri, dan pengakuan bahwa tugas mereka bermanfaat. Memberi manfaat bagi ODHA sebagai individu. Pengalaman menunjukkan bahwa keterlibatan seperti ini apalagi bila terjadi setelah suatu periode rasa putus asa dan depresi dapat meningkatkan motivasi seseorang. ODHA (seperti orang lain) perlu merasa dihargai untuk apa yang mereka dapat sumbangkan. Keterlibatan memberi orang HIV-positif dukungan dan dapat memberdaya mereka sehingga meningkatkan kontribusi mereka terhadap organisasi atau kegiatan. (published in Borneo Tribune at 2 desember 2007).

Baca selengkapnya..

Pentingnya Kantor Informasi Kehutanan

Hutan Indonesia termasuk diantara hutan yang paling ekstensif, beragam dan berharga didunia. Hutan ini juga tidak hanya menyediakan habitat bagi berbagai macam tumbuh-tumbuhan, tetapi juga memainkan peranan yang sangat menentukan dalam mendukung pembangunan ekonomi, mata pencaharian rakyat miskin pedesaan serta penyediaan jasa lingkungan hidup. Kekayaan yang dimiliki itu masih belum dapat dikelola dengan baik, buruknya tata kelola kehutanan, korupsi serta lemahnya penegakan hukum telah menghambat kemampuan pemerintah Indonesia untuk secara efektif mengatur sumber daya hutan dan untuk memastikan bahwa hutan di Indonesia memberikan konstribusi penting bagi pembangunan ekonomi dan social Indonesia. Pemerintah mempunyai komitmen untuk mengatasi masalah-masalah ini serta meningkatkan tata kelola kehutanan yang baik dengan memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas. Selama berlangsungnya Konferensi Tingkat Menteri se-Asia Timur mengenai Penegakan Hukum dan Tata Kelola Kehutanan (FLEG) di Bali, 11-13 September 2001, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan transparansi dalam sektor kehutanan seperti telah dicatat dalam Deklarasi Menteri (Deklarasi Bali- Lampiran § I.7 Kesadaran, Transparansi dan Partisipasi Publik). Memantapkan tata kelola kehutanan yang baik dan mengekang korupsi, termasuk diantara diantara prioritas-prioritas paling utama yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Informasi mengenai hutan Indonesia terbatas, tidak terpadu dan sulit diakses. Keterbatasan informasi menghambat pembangunan yang berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan mengabungkan pertumbuhan ekonomi, konservasi lingkungan hidup, tata kelola yang baik, pengurangan angka kemiskinan dan pembangunan sosial. Untuk mengatasi hal ini dan untuk mendukung 5 Kebijakan Prioritas Kehutanan, Departemen Kehutanan telah berkomitmen untuk menyusun suatu kebijakan penyingkapan data dan memantapkan mekanisme-mekanisme yang cocok guna menyediakan akses ke informasi demi meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Tujuan didirikan kantor informasi kehutanan adalah untuk memfasilitasi tata kelola yang baik dengan menyediakan informasi yang akurat mengenai semua aspek sektor kehutanan. Kantor informasi kehutanan dimaksud untuk memantapkan dinas kehutanan di provinsi, kabupaten /kota untuk melaksanakan tugas mereka dengan membuat informasi lebih mudah tersedia bagi masyarakat luas, LSM, sektor swasta, media massa dan pihak terkait lainnya. Kantor informasi kehutanan akan didirikan dilokasi-lokasi proyek, yaitu Jakarta, Jambi dan Kalimantan Barat dan 5 Kabupaten/kota di Provinsi Jambi (Batanghari, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Timur Dan Tebo) dan 3 di Kabupaten di Kal-bar (Melawi, Sintang, Kapuas Hulu). Untuk memastikan keberlanjutan setelah EC-Indonesia FLEG Support Project berakhir, lokasi kantor informasi kehutanan sebaiknya berada didalam kantor pemerintah. Di Jakarta, lokasi kantor pusat yang cocok adalah berada di Jakarta. Pengelolaan kantor pinformasi kehutanan perlu berfungsi sebagai suatu pusat informasi dan referensi yang lengkap dimana para asisten yang dilatih secara khusus akan menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik . kantor informasi kehutanan ini akan dilayanani oleh asisten-asisten informasi yang diperbantukan atau dipekerjakan. Perlengkapan dipusat informasi, kantor informasi kehutanan perlu memiliki ruang yang berfungsi untuk asisten informasi, komputer, printer, mesin fotocopy, rak buku, ruang baca, ruang tunggu dan ruang penyimpanan makanan. Dikantor informasi kehutanan nantinya akan tersedia komputer dan printer yang nantinya dapat digunakan oleh pengunjung untuk mencari informasi ke situs-web yang relevan. Sistem yang akan dipasang diklomputer juga akan dilengkapi dengan program pencari untuk mendapat informasi yang tersedia dalam kantor informasi kehutanan dan untuk membaca publikasi /laporan. Informasi yang tersedia dipusat informasi adalah menyajikan informasi mengenai klasifikasi hutan dan pengelolaan hutan, memuat informasi mengenai keadaan lingkungan fisik, biologis dan sosio-budaya dari masing-masing kawasan hutan, informasi tentang EC-Indonesia FLEGT Support Project, sektor kehutanan pada umumnya, kegiatan kehutanan dan lingkungan hidup yang dilakukan oleh komisi eropa. Pendanaan, untuk mendukung keefektifan penyingkapan informasi, Departemen Kehutanan, PEMDA (Provinsi dan Kabupaten) perlu mengalokasikan anggaran bagi upaya ini. Diantaranya, untuk pendirian kantor-kantor informasi kehutanan, EC-Indonesia FLEGT Support Project akan membantu mendirikan kantor-kantor informasi ini, melengkapi dengan alat yang diperlukan. Akan tetapi masa proyek hanya sampai pada tahun 2011, untuk pemerintah perlu memberikan perhatian untuk mewujud hal ini dan sebaiknya memulai alokasi dalam APBN dan APBD untuk tahun 2007 demi menghindari kendala-kendala anggaran dan membuat kantor informasi kehutanan berkelanjutan setelah berakhirnya proyek.. (published in Borneo Tribune at 13 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Restauran Putri Raya Siap Memanjakan Selera Anda

By Krisantus. Restaurant Putri Raya dengan interior minimalis (sederhana) dijalan Ahmad Yani kini hadir di Pontianak untuk menambah pilihan masyarakat dalam memanjakan seleranya. Restaurant yang telah dipersiapkan selama satu tahun yang lalu ini memiliki menu special yang sangat lezat dan halal untuk semua kalangan. Diantara menu special tersebut adalah ayam kampung gulai, ayam kampung goreng, ayam kampung pop dan gulai kepala ikan kakap dengan harga yang dapat dijangkau oleh siapapun. Restaurant ini memiliki tenaga kerja local yang mampu untuk melayani pengunjung dengan maksimal sebanyak 20 orang. Selain ingin memanjakan pengunjung dengan menu-menu yang special, restaurant putri raya juga ingin memanjakan pengunjung dengan menyediakan fasilitas yang akan semakin menambah selera makan namun nampak sederhana, yaitu menyediakan fasilitas seperti ruang parkir (dapat menampung 50 mobil), ruangan AC, lesehan, ruang pertemuan, dekorasi yang sederhana namun menarik, dapur yang hiegienis, penyediaan juru masak (koki) yang berpengalaman, musholla. Selain itu, pelayanan lain adalah menerima catering, pesanan ulang tahun dan lain-lain. Beberapa pendapat dari para pengunjung yang hadir dalam acara peresmian restaurant putri raya, mengungkapkan bahwa pelayanan sangat baik, rasa masakan juga sangat lezat dengan didukung oleh interior minimalis (sederhana) sehingga menambah selera makan. (published in Borneo Tribune at 14 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Kesiapan SMK Budi Utomo Dalam Menghadapi UAN

By Krisantus . Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di seluruh Indonesia menimbulkan berbagai dampak bagi masyarakat baik yang bersifat negative maupun positif. Ketertinggalan Indonesia dengan Negara lain dari segi pendidikan cukup mencolok sehingga menyebabkan perkembangan pembangunan menjadi lamban karena tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan rencana meningkatkan standart nilai kelulusan, yaitu sebesar 5,25 untuk satu bidang studi. Upaya pemerintah itu tidak selamanya diterima oleh pelajar dan masyarakat, karena penentuan tersebut dirasakan cukup memberatkan. Karena standart nilai yang ditentukan oleh pemerintah dirasakan cukup berat, maka pihak sekolah dalam waktu sedini mungkin melakukan persiapan agar pelajar mereka dapat lulus dan mendapat nilai yang bagus pada saat mengikuti UAN yang akan dilaksanakan pada bulan April 2008 nanti. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah SMK Budi Utomo, dijalan Parit Haji Husin II, “ dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Akhir Nasional yang akan dilaksanakan pada bulan April 2008 nanti, pihak sekolah telah melakukan beberapa persiapan antara lain : menambah jam belajar siswa (les), melakukan kegiatan praktek sesuai dengan jurusan dan pembelajaran melalui media massa”. Dengan adanya pembelajaran seperti itu, dia mengharapkan agar siswanya dapat lulus semua tanpa harus ada yang tertinggal, karena apabila salah satu diantara mereka tidak lulus maka mereka harus mengikuti ujian paket C dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan siswa akan berhenti bersekolah. Berdasarkan data tahun 2006-2007, jumlah siswa SMK yang mengikuti UAN adalah 19 orang, siswa lulus sebanyak 16 orang dan sisanya 3 orang (lulus paket C). (published in Borneo Tribune at 14 nopember 2007 )

Baca selengkapnya..

Dua Kepercayaan Dalam Satu Tempat

Kerukunan atau saling menghargai antar kepercayaan merupakan nilai penting yang harus ditanam kepada masing-masing individu agar terjadi keharmonisan dan memperkecil peluang terjadinya konflik. Perbedaan-perbedaan yang ada pada lingkungan masyarakat hendaknya juga dapat dijadikan sebagai suatu kekayaan besar yang akhirnya menjadi kekuatan suatu bangsa. Seperti fenomena yang terdapat di kecamatan ambawang kuala, kerukunan atau saling menghargai ditampakkan dengan berdampingnya kelenteng dan panyugu (tempat keramat bagi masyarakat dayak) pada satu tempat yang sama. Berdasarkan cerita, Kelenteng Pantulak ambawang kuala merupakan tangga hanyut yang ditemukan oleh warga. Awalnya tangga itu dibuatkan sebuah rumah kecil untuk memudahkan warga yang ingin bersembahyang ditempat tersebut, namun pada tahun 1971 karena lokasi kelenteng yang berada di pinggir sungai tangga itu kembali dipindahkan ditempat yang lebih besar dan permanen sehinggalah sekarang. Sedangkan Panyugu yang kini ditempatkan berdampingan dengan kelenteng dipindahkan dari tempat asalnya yaitu Raja singa kajakgn bersamaan dengan dibangunnya kelenteng yang lebih besar. Menurut penjaga kelenteng yang baru, Madjid (61) saat ditemui rabu (14/11) mengungkapkan bahwa ”keberadaan panyugu dalam satu ruangan ini tidak mengganggu aktivitas sembahyang orang cina di kelenteng karena selain tidak ada penjaga tetap, juga karena saling menghargai”. Penjaga yang sehari-harinya mengurus keberadaan kelenteng ini juga mengungkapkan perbandingan pengunjung atau warga yang ingin bersembahyang pada masa orde baru lebih ramai dibandingkan setelah reformasi (hingga saat ini). dan kunjungan yang paling ramai adalah pada saat Imlek dan sembahyang ulang tahun. Sementara panyugu pansulak merupakan tempat atau sesuatu yang bagi orang dayak dikeramatkan berguna untuk menolak bala (bencana) yang akan menimpa. Saat ditemui rabu (14/11), salah satu pengurus adat ambawang kuala, Ivodius nyangka,MS menyatakan bahwa ”keberadaan kelenteng ini kadang mengganggu keinginan kami untuk lebih bebas melakukan komunikasi dengan roh nenek moyang, karena yang menjaga tempat tersebut adalah dari pihak kelenteng”. Kesulitan itu ternyata tidak membuat orang dayak mengintimidasi pihak kelenteng, namun mereka tetap mengizinkan agar kelenteng tersebut dibuat di tanah adat milik ambawang kuala. Kerukunan dan rasa saling menghargai antara pemeluk kepercayaan yang berbeda ini hendaknya dapat dijadikan contoh kepada khalayak ramai untuk selalu menjaga keharmonisan didalam masyarakat. (published in Borneo Tribune at 15 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Siap Mengawal Pilkada Damai

By Krisantus Waktu pemilihan kepala daerah yang hanya tinggal hitungan waktu membuat semua pihak mewaspadai berbagai kemungkinan yang akan terjadi baik pada saat pemilihan maupun pasca pemilihan. Untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan, masyarakat kecamatan ambawang kuala, secara khusus dewan adat dayak melakukan ritual menolak bala (bencana) kepada arwah nenek moyang agar tidak terjadi bencana dalam pesta demokrasi besok (hari ini) yang diadakan di Panyugu (tempat keramat bagi orang dayak) Pantulak, ambawang kuala. Bersama . masyarakat siap mengawal pilkada yang aman, damai dan terhindar dari masalah dan menginginkan agar masyarakat siap menerima siapapun calon yang akan menang dalam pilkada. Seperti yang diungkapkan oleh ketua dewan adat dayak ambawang kuala Lasem, S.Pd saat ditemui rabu (14/11)“ kami siap mengawali pilkada ini agar dapat berjalan dengang lancar, kami siap menerima siapapun calon yang menang namun apabila terjadi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku kami tidak akan terima begitu saja”. Masyarakat tidak akan terprovokasi dengan mudah terhadap isu-isu yang beredar yang dapat memancing kekacauan karena hal tersebut akan merugikan mereka sendiri. Berkaitan dengan masalah banyaknya pemilih yang tidak mempunyai kartu pemilih, salah seorang tim kampanye calon gubernur, Pian Daros saat ditemui rabu (14/11) mengungkapkan, “apabila mereka yang tidak mempunyai hak pilih karena sesuia dengan aturan, itu tidak akan menjadi masalah, mungkin karena seseorang yang bersangkutan baru pindah”. Dengan adanya momen pilkada yang akan berlangsung besok (hari ini) diharapkan semua pihak dapat menjaga stabilitas masing-masing agar terhindar dari bencana atau masalah yang tidak diinginkan. (published in Borneo Tribune at 15 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Bentuk Kepedulian Pemerintah terhadap Hak Pilih

TPS Khusus RS. Santo Antonius & RS. Bersalin Harapan by Kisantus Usaha pemerintah Kalimantan barat agar masyarakatnya dapat berpartisipasi secara maksimal dalam proses demokrasi di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, hal ini bertujuan agar tidak terjadi ketimpangan dalam pembangunan antara pemerintah dan masyarakat. Salah satu usaha pemerintah tersebut adalah dengan membuat Tempat Pemungutan Suara (TPS) Khusus bagi masyarakat atau warga yang pada saat pelaksanaan pemilu/pilkada tak berada di daerah tempatnya mendaftar, atau berhalangan karena sesuatu hal dapat menyalurkan aspirasinya. Seperti TPS khusus di Rumah Sakit Santo Antonius, Pontianak. TPS ini dikhususkan bagi karyawan/I yang pada waktu pelaksanaan sedang bertugas dan juga dikhususkan bagi masyarakat yang pada saat itu sedang sakit dan tidak dapat pulang ketempatnya masing-masing. Di TPS khusus RS. Antonius di jatahkan kertas suara sebanyak 615 lembar. Namun hingga pada waktu pencoblosan selesai, masyarakat yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 255 pemilih sehingga sisanya adalah 360 kertas suara yang tidak digunakan. Dengan perincian suara sebagai berikut: pasangan no.1 = 62 suara, pasangan no.2 = 22 suara, pasangan no.3 = 10 suara, pasangan no.4 = 158 suara dan untuk kertas suara yang rusak sebanyak = 3 suara. Menurut Ketua PPS RS. Antonius, Herkulanus Yanto, Tehnis pelaksanaan di TPS khusus ini berlangsung mulai dari jam 07.00 – 13.00 dengan cara mendatangi pasien ditempat atau kamarnya masing-masing, pasien yang tidak mampu mencoblos sendiri dapat dibantu oleh anggota keluarganya yang sehat dalam kain pembatas dengan disaksikan oleh saksi-saksi dari keempat kandidat. Sementara bagi karyawan/I RS itu, memilih secara langsung di TPS yang disediakan. Walaupun TPS ini bersifat khusus, tetapi prosedur pencoblosan juga tetap mengacu pada aturan yang berlaku. Jadi bagi mereka yang tidak mempunyai kartu pemilih secara otomatis tidak diperbolehkan. Berkaitan dengan masalah keamanan dan harapan pada pilkada ini, G. Darmawan mengungkapkan bahwa, keadaan di TPS hingga waktu pencoblosan berada dalam kondisi yang kondusif, aman terkendali, tanpa ada pihak lain yang ingin mengganggu kegitan itu. Sedangkan ketika ditanya, salah satu pasien bernama Tio Gek Eng (63) saat ditemui dikamarnya mengungkapkan harapannya terhadap calon gubernur yang akan terpilih, yaitu ingin agar pembangunan di kalbar semakin berkembang dan maju dengan besarnya minat orang untuk menanamkan modalnya ke kalbar. Selain itu, ia juga berharap agar masalah keamanan perlu diperhatikan secara serius oleh pemerintah karena dengan adanya keadaan kondusif akan memudahkan orang untuk berusaha. (published in Borneo Tribune at 16 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Peran Serta Masyarakat Dalam Pilkada 2007

by Krisantus PENCOBLOSAN DI JALAN GADJAH MADA KONDUSIF Pelaksanaan pemilihan untuk menentukan siapa yang bakal pemimpin di kalbar telah dilaksanakan oleh masyarakat disetiap TPS nya masing-masing pada hari rabu (15/11) kemarin. Pola pikir masyarakat yang semakin dewasa dalam berpolitik telah mendukung proses demokrasi berjalan dengan baik didaerah kalbar sehingga tercipta suasana yang cukup kondusif pada saat pencoblosan berlangsung. Masyarakat telah menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani, mereka tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang akan menghambat proses pemilihan seperti adanya intimidasi dari untuk memilih salah satu kandidat, karena keinginan mereka adalah ingin menentukan pemimpin yang dapat membangun kalbar menjadi semakin berkembang. Contoh lainnya adalah antusiasme yang tinggi untuk mendatangi TPS-TPS ditempat tinggalnya. Seperti yang terlihat di TPS 001 Kelurahan Benua Melayu Darat jalan Gadjah Mada pontianak, lokasi TPS yang menggunakan rumah salah seorang penduduk itu terlihat cukup kondusif, warga yang datang sangat tertib dan berjalan dengan lancar sehingga memudahkan para petugas KPPS dalam melayani mereka walaupun tidak semua warga menggunakan hak pilihnya. Berdasarkan data yang didapat dari ketua KPPS, Ediyanto di TPS itu, terdapat 486 kertas suara yang disediakan disertai 12 kertas suara cadangan (jumlah 498), kartu suara sah yang telah dicoblos sebanyak 305 dengan perincian 122 suara untuk pasangan no. 1, pasangan no. 2 sebanyak 7 suara, pasaangan no. 3 sebanyak 3 suara, dan pasangan no. 4 sebanyak 173 suara. Sementara kartu suara yang tidak sah sebanyak 4 kertas suara, jadi kertas suara yang tersisa adalah sebanyak 189 kertas suara. Menurutnya lagi, banyaknya warga yang tidak memilih adalah karena waktu sosialisasi yang minim bagi pemilih yang boleh menggunakan KTP dan ada yang terdaftar namun karena kesibukan mereka mereka tidak bisa mencoblos. Keadaan yang sama juga terdapat di TPS 011 kelurahan Parit Tokaya, menurut ketua KPPS, A. Malarangeng, kertas suara yang di serahkan oleh KPU di TPS itu adalah sebanyak 429. Hasil dari pemilihan suara sah sebanyak 270 dengan masing-masing mendapat pasangan no.1= 84 suara, no.2 = 17 suara, no.3 = 5 suara dan no.4 =164 suara. Suara tidak sah sebanyak 4 kertas suara. Banyaknya kertas suara yang tidak digunakan karena warga kurang mendapat sosialisasi tentang kartu pemilih dan tehnis penggunaan hak pilihnya. Banyak harapan masyarakat terhadap siapapun calon gubernur yang akan terpilih untuk memimpin Kalimantan barat. Seperti yang diungkapkan oleh antonius (15/11), harapan kami dengan gubernur yang akan terpilih agar dapat semakin mengembangkan atau meningkatkan pembangunan yang sudah ada agar lebih maju lagi, selain itu kondisi keamanan semakin ditingkatkan karena apabila kondisi keamanan stabil maka tidak tertutup kemungkinan menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kalimantan barat. Kemampuan pemerintah baru, terpilih diharapkan tidak boleh mengabaikan kepentingan masyarakat kecil. Harapan agar pemberdayaan bagi masyarakat kecil tidak boleh diabaikan oleh pemerintah, karena mereka merupakan basis dari peerkembangan ekonomi kerakyatan. (published in borneo tribune at 16 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Pemanfaatan Arus Listrik Sebagai Alternatif Pengobatan

by Krisantus Mendengar kata listrik, masyarakat pasti akan berpikir tentang lampu dan akibat apabila tersentuh oleh getarannya (setrum). Listrik yang dianggap sangat berbahaya, kini oleh segelintir orang sumber listrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sering menyerang manusia seperti tekanan darah tinggi, kepala pusing, pundak dan bahu pegal serta kaku, kaki lemas dan lutut ngilu, sakit pinggang, dada nyeri, perut kembung, nyeri otot, sakit urat syaraf. Awalnya, sekitar satu tahun yang lalu pemanfaatan listrik di kalimantan barat (bahkan di kalimantan) ini, diperkenalkan oleh Bapak Wahidianto warga pontianak yang hingga saat ini telah memiliki kurang lebih 20 orang penerapi yang diajarkanya. Menurutnya, “Terapi listrik ini bukan sebagai alternatif pengobatan yang menggunakan unsur mistik, tetapi bersifat rasional. Karena terapi ini secara langsung dapat dirasakan oleh manusia melalui aliran listrik yang disentuhkan ke tubuhnya”. Mereka yang dilatih untuk menjadi penerapi tersebut harus benar-benar menguasai tehknik mengatasi listrik dan pengobatan penyakit menggunakan listrik sehingga tidak akan sembarangan dalam melakukan terapi kepada orang lain. Penerapi yang dianggap layak untuk melakukan terapi adalah mereka yang memenuhi syarat, telah mengikuti pelatihan dan membayar biaya pelatihan. Saat ini, di pontianak sudah ada lima belas penerapi tetap dan lima orang yang telah berhasil menguasai terapi menggunakan listrik sehingga diperbolehkan melayani orang yang ingin melakukan pengobatan. Untuk meyakinkan masyarakat agar terapi ini tidak menjadi sesuatu yang menakutkan, berbagai upaya pun dilakukan seperti sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan info gratis, demonstrasi langsung (di instansi-instansi pemerintah) dan terapi langsung kepada individu yang ingin membuktikannya. Namun upaya sosialisasi itu tidak selamanya berjalan lancar karena tanggapan masyarakat terhadap bahaya listrik dan karena keahlian penerapi tidak didapat dari bangku sekolah yang formal. Untuk melakukan terapi listrik, menurut Abdul Muis salah satu dari penerapi, “alat-alat yang digunakan adalah kabel listrik, sendok 2 buah atau alat-alat pengantar listrik, tespen (pengecek arus listrik), karpet dari kain dan kursi. Walaupun alat yang dibutuhkan sangat sederhana, tetapi untuk pemakaianya tidak dapat dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki keahlian dalam menyalurkan arus listrik”. Berkaitan dengan biaya terapi, tim terapi ini hanya mengenakan biaya yang sangat murah berkisar 20.000 dengan durasi waktu 20 menit dan bagi mereka yang kurang mampu hanya semampu mereka. Pihaknya menjamin bahwa terapi ini akan sangat membantu proses penyembuhan penyakit yang diderita oleh individu dan tidak ada efek sampingnya.(published in borneo tribune at 17 november 2007)

Baca selengkapnya..

Bermain Dawai di Yayasan Halim

by krisantus Cuaca di jalan Gadjah Mada hari minggu siang yang tidak terlalu panas membuat seorang laki-laki paruh baya itu tertidur pulas sehingga kedatangan kamipun tidak diketahui. “Selamat siang pak….” Begitu kami menyapanya, kemudian laki-laki tersebut seketika bangun dari tidurnya dan bertanya kembali kepada kami, “ada apa ?” Kami pun menjawab sesuai dengan maksud kami mendatangi tempat itu, yaitu ingin mengetahui aktivitas apa saja yang diadakan oleh orang-orang yang berada di tempat yang diberi nama Yayasan Halim. Dengan mimik agak terkejut, bapak itu menuturkan bahwa dirinya merupakan orang baru di yayasan dan tidak mengetahui secara persis terhadap perjalanan aktivitas-aktivitas yayasan yang di jaganya saat ini sehingga kami hanya mendapatkan sedikit informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan yayasan itu. Bapak yang terakhir diketahui namanya adalah Lim Eng Hiong mengatakan bahwa, selama ini yayasan halim sudah jarang mengikuti kegiatan-kegiatan diluar berkaitan dengan agama atau hal lain, seperti grup barongsai, pementasan musik oleh kelompok orkestranya, kini hanya terfokus untuk tempat orang yang meninggal disembahyangkan. Dahulu, grup barongsai dan kelompok musik di yayasan ini mempunyai aktivitasaktivitas tersendiri di even-even yang diadakan oleh pihak luar. Untuk grup barongsai, terakhir yayasan ini pernah mendapatkan juara III pada even yang diselenggarakan oleh pihak Yamaha dan kelompok orkestranya dulu sering mengadakan pertunjukan diluar, seperti mengisi acara disekolah-sekolah maupun di tempat ibadah. Lanjutnya, grup barongsai disini sudah semenjak empat tahun yang lalu tidak pernah dibentuk lagi karena alasan tertentu. Setelah beberapa lama berbincang-bincang mengenai apa saja kegiatan di yayasan ini, kami melihat sesuatu yang menarik disudut ruangan, tampak beberapa alat musik khas negara leluhurnya china sehingga kami pun berkeinginan untuk melihatnya dan bertanya “maaf pak, apakah alat-alat musik tersebut masih berfungsi?” sambil mempersilakan kami untuk melihat dan memainkan alat musik tersebut ia mengatakan alat musik ini masih berfungsi namun ada beberapa alat yang rusak. Ada beberapa jenis alat musik yang diletakkan dalam lemari kaca dan cukup menarik bagi kami adalah alat musik dawai. Dikatakannya, bahwa alat-alat musik tersebut didapat dari negara cina dan Jakarta. Pengadaan alat-alat musik ini bertujuan untuk mengembangkan bakat masyarakat terhadap musik terutama bagi anak-anak muda agar dapat mengembangkan minat dan bakat mereka yang akhirnya akan berpengaruh pada nilai-nilai positif dalam pergaulan. Lanjutnya, dahulu yayasan ini mempunyai sanggar yang bernama Sai Ho Kong So, namun sudah beberapa tahun yang lalu yayasan ini tidak memiliki grup musik sendiri karena kurang peminat padahal untuk berlatih mereka tidak dipungut biaya apapun. Walaupun yayasan ini identik atau khusus bagi orang tionghoa namun saudara-saudara yang berasal dari mana pun tidak akan dilarang untuk bermain musik disini karena kita semua adalah sama. Dari penjelasannya, diketahui setiap hari sabtu dan minggu selalu dipersilakan bagi mereka yang ingin belajar musik. Mereka yang berlatih tidak dipungut biaya apapun dan waktu berlatihnya pada jam delapan sampai jam sepuluh malam. Ketika ditanya lagi, seandainya peserta yang datang cukup banyak, bapak itu menjawab “untuk saat ini mereka yang datang belajar tidak pernah melebihi alat musik yang tersedia dan apabila memang orang yang datang cukup banyak, terpaksa harus menunggu giliran untuk bermain”. Menyangkut rencana kedepan nantinya, bapak itu tidak dapat memastikannya karena ia hanyalah penjaga disitu dan jarang bertanya kepada pemimpin yayasan. Setelah puas melihat-lihat dan memainkan beberapa alat musik, kamipun pamit kepada bapak itu dan mengucapkan terima kasih. (published in borneo tribune at 19 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Kesan Mereka Selama Berada di Kalbar

by krisantus Senin, sekitar pukul 12.00 terlihat sebuah bis besar diparkirkan di halaman museum Kalimantan Barat, terlihat beberapa orang pria dengan menggunakan baju kemeja putih menuruni tangga bis dan bergegas memasuki ruangan museum untuk melihat peninggalan-peninggalan kebudayaan yang terdapat didalamnya. Ketika dihampiri, Awang Nassir salah seorang anggota rombongan yang masih berada diluar mengatakan bahwa mereka adalah rombongan Badan Budaya Bintulu (seperti dinas pariwisata) yang beberapa hari lalu datang untuk mengadakan wisata budaya dengan bekerja sama dengan pemerintah kalbar. Selama beberapa hari berada di pontianak, pria yang bertugas sebagai pengatur jadwal rombongan itu mengatakan sangat terkesan dengan keadaan dan peninggalan budaya di Kalimantan Barat. Alamnya yang tepat berada di garis kathulistiwa dan peninggalan budaya yang hampir sama dengan peninggalan budaya yang ada di Sarawak. Dijelaskan lagi oleh Affindi Jahari, anggota rombangan lainnya ketika ditanyakan kesannya terhadap pusat perbelanjaan yang mereka singgahi, ia mengatakan bahwa pelayanan disini sangat unik dan berbeda dengan pelayanan yang terdapat di tempat kami (Bintulu), kalau disini sebelum kita memasuki gerai (toko) kita sudah disambut sapaan yang ramah dari mereka dan masalah harga disini sangat berpatutan (standar) kemudian berkaitan dengan pilihan kita terhadap barang-barang itu banyak sekali. Berkaitan dengan keadaan alam, affindi sangat bersyukur karena pada hari ini dirinya telah berada titik 00 garis kathulistiwa. Begitu juga dengan pengembangan aloe vera (lidah), kalau di tempat kami aloe vera hanya dijadikan sebagai tanaman hias dan ukurannya sangat kecil serta belum dibudidayakan seperti yang terdapat di kalbar (siantan). Satu tempat yang juga tidak dimiliki oleh Badan Budaya Bintulu (sarawak) adalah Keraton, untuk daerah sarawak sejak dahulu tidak memiliki keraton karena tidak ada raja-raja yang berkuasa di sana, yang ada hanyalah semacam istana raja yang dibangun oleh pemerintah inggris. Dengan adanya wisata ini, maka ia dapat melihat secara langsung keadaan keraton yang sebenarnya. Harapan dengan adanya kegiatan wisata budaya ini, baik Awang maupun Affindi berharap kerjasama budaya dapat ditingkatkan agar bersama-sama kita dapat melestarikan kebudayaan sebagai warisan bangsa sehingga tidak akan lenyap ditelan zaman. Setelah beberapa lama berkeliling di sekitar museum akhirnya rombongan itu kembali bis untuk melanjutkan perjalanan ke konsulat Malaysia. (published in borneo tribune at 20 Nopember 2007).

Baca selengkapnya..

Sebagai Salah Satu Vihara Tertua di Kalbar

by Krisantus Vihara yang terletak di jalan Gusti Sulung Lelanang siang itu terlihat sepi dari pengunjung, hanya ada beberapa orang tua saja yang melakukan ritual/sembahyang kepada Tuhan (dewa) mereka dengan cara membakar dupa berwarna merah ditambah dua orang penjaga vihara yang sedang sibuk membersihkan lantai ruangan yang kotor. Ketika ditemui, Herison Hermanto kakek berumur 66 tahun itu mengatakan bahwa Vihara Vatikham Sammuppada ini telah ada di pontianak berumur kurang lebih sekitar tiga ratus tahun yang lalu. Vihara ini telah didirikan oleh nenek moyang mereka yang berasal dari negeri cina, pada saat itu tempat ritual yang mereka bangun masih sangat sederhana sekali, masih dalam bentuk kecil dan bahan-bahan yang digunakan juga sangat seadanya disesuaikan dengan keadaan waktu itu. Vihara kecil tersebut, sejak saat itu didalamnya sudah terdapat beberapa patung-patung dewa yang mereka sembah seperti patung dewa langit (Tian Kung), dewa bumi (Ti Cu), dewa air (Cui Sin), dewa api (Kue Sin) dan dewa keuangan (Tai Sin) dan patung penyebar agama Buddha yaitu patung Sakamoni, Kuan Im dan Ammitbha. Namun seiring dengan perkembangan zaman oleh sebab itu pihak vihara (yayasan) merasa perlu untuk membuat suatu tempat yang lebih besar agar orang yang ingin melakukan ritual/sembayang lebih banyak sehingga pada tahun 1991 gedung yang lama direnovasi dan dibangun gedung permanent yang lebih besar kemudian ditempati hingga sekarang. Menurutnya lagi, untuk mengurus vihara itu ia memerlukan rekan-rekan kerja (kayawan) yang dapat membantunya sehingga vihara selalu terbuka bagi orang-orang yang ingin berkunjung untuk berdoa. Biasanya pengunjung yang paling banyak adalah pada saat hari raya Imlek dan pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 (waktu sembahyang agama Budha) setiap bulan, pada hari tersebut Hermanto mengatakankan bahwa ia biasa meminta bantuan kepada enam orang rekan sehingga vihara dapat melayani pengunjung yang ingin bersembahyang. Namun pada hari-hari biasa, seperti pada tanggal 15 keatas, pengunjung yang datang hanya sedikit karena bukan pada saat mereka sembayang sehingga rekan kerja yang diperlukan hanya sekitar dua orang, pekerjaan mereka hanya mengurus kebersihan vihara dan melayani pengunjung yang ingin berdoa. (published in borneo tribune at 21 nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Pengolahan Air Bersih Skala Rumah Tangga

Semakin tahun kebutuhan manusia akan air bersih semakin meningkat, sementara itu buruknya kualitas air mendorong masyarakat berlomba-lomba untuk mendapatkan air bersih. Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air bersih tidak diimbangi oleh keadaan air disekitarnya yang sudah tercemar, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah kompleks perumahan. Jarak antara septictank dengan sumur yang menjadi sumber air terlalu dekat sehingga air menjadi tercemar. Jarak antara sumur dengan septictank kurang lebih 20 meter. Selain itu masalah lain yang turut menyumbang terjadinya pencemaran air adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, penambangan liar yang berakibat pada buruknya kualitas air akibat logam berat. Untuk mengatasi masalah ketersediaan air bersih di lingkungan perumahan dapat di lakukan dengan membuat tempat penampungan dan penyaringan air. Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Alty dari Yayasan Dian Tama mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mendapatkan air bersih adalah dengan mendirikan tempat penampungan air yang terbuat dari semen atau TFC (Tank Force Cement), sehingga air yang telah di tampung kemudian disaring agar airnya baik dan aman untuk di konsumsi. Untuk membuat TFC memang biayanya cukup tinggi, namun biayanya bisa di tekan yaitu dengan cara patungan. Agar air dapat langsung di konsumsi pasti membutuhkan sebuah proses penyaringan/ filterisasi, sementara itu bahan-bahan bisa di gunakan untuk penyaringan sangat mudah di dapat. Bahan-bahan tersebut antara lain arang, kerikil, ijuk, pasir pasir dan bahan-bahan yang lainnya. Menurut Ibu Alty dengan menggunakan metode ini cukup efektif untuk mendapatkan air bersih di lingkungan perumahan. Peran serta masyarakat di tingkat Rt untuk membuat tempat penampungan dan penyaringan air akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat sekitar, sebab kebutuhan air dalam tubuh manusia mencapai 2/3. Pengolahan air bersih skala rumah tangga merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat atau rumah tangga untuk mendapatkan akses air bersih terjamin. Menurut Seselia dari lembaga Riak Bumi, keuntungan dari adanya cara pengolahan ini adalah masyarakat akan memperoleh air bersih tanpa harus membeli dengan mahal selain itu kebersihan air lebih terjamin. (publish in borneo tribuen at 22 Nonember 2007)

Baca selengkapnya..

Yayasan Huang (Kuning Agung) Pontianak

by Krisantus Keberadaannya yang terletak tepat di pinggir sungai kapuas itu membuat daya tarik tersendiri bagi Yayasan Huang atau dalam bahasa Indonesia nya adalah kuning agung. Hiruk pikuk aktivitas orang dan suara-suara motor air di sungai kapuas tidak membuat orang-orang yang berada disitu terganggu, pada saat didatangi borneo tribune mereka terlihat bersenda gurau dengan segelas teh di depan meja. Salah seorang diantara mereka Ng Yao Kuang menyambut kedatangan kami dengan mempersilahkan kami masuk ruangan. Ketika ditanya seputar yayasan, menurut dia, yayasan Huang merupakan yayasan yang didirikan khusus bagi marga Huang dengan Ng Si Tek sebagai ketua dan berada dibawah pimpinan yayasan Bhakti Suci. Yayasan dengan arsitektur bangunan kuno ini telah berdiri semenjak 80 tahun yang lalu, hingga kini telah memiliki anggota kurang lebih 1000 orang marga Huang yang terdaftar dan merupakan marga ketiga terbanyak di pontianak setelah marga Halim dan marga Tan. Berfungsi sebagai rumah duka bagi anggota marga mereka yang meninggal, yayasan ini didanai oleh anggota mereka sendiri dengan cara membayar iuran sukarela sebanyak dua atau tiga kali dalam setahun, walaupun tidak bersifat sosial namun yayasan ini memberikan pengecualian bagi anggota yang tidak mampu (miskin dapat terbantu sehingga jenazah nya dapat dikuburkan dengan layak. Rata-rata warga yang meninggal pertahunnya kurang lebih 35 orang pertahun. Sementara itu ketika ditanya mengenai masalah yang berkaitan dengan arsitek bangunan, Ng Jue Tiang & Ng Lian mengatakan bahwa, bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan yang bentuknya berbeda dengan bentuk bangunan yayasan lain sehingga ia mempunyai sesuatu yang unik. Seperti bentuk pintu, bentuk yang mengadopsi dari model pintu pegawai kerajaan di negeri Tiongkok, bentuk tiang tengah (penyangga) dan lantai yang dimiliki masih utuh hingga saat ini. Selain itu, salah satu hal cukup unik lagi adalah teras dengan motif melayu. Pintu yang unik tersebut didepannya terdapat dewa pintu (Meng Sin) yang dianggap dapat menjaga keamanan dalam yayasan. Mengenai feng sui bangunan tersebut, Ng Yao Kuang mengatakan dalam menentukan tata letak bangunan ini tidak boleh sembarangan karena apabila salah atau tidak tepat secara tidak langsung akan berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari mereka. Letak bangunan ini cukup baik karena arah pintu nya menghadap lurus ke arah matahari terbit dan berada diantara Mesjid Besar dan Keraton jadi hadapan pintu mereka tidak dihalangi oleh bangunan atau sesuatu yang lain. (publish in borneo tribune, 22 november 2007)

Baca selengkapnya..

Thursday, December 20, 2007

sejarah hari ibu indonesia

up date by internet Hari Ibu adalah hari di mana kaum perempuan dimanja dan dibebaskan dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Berbeda dengan di Amerika, dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong yang merayakan Hari Ibu atau Mother’s Day pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Ibu atau Mother’s Day diperingati setiap bulan Maret. Sejarah Hari Ibu di Indonesia Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa. Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate. Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini. Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung. Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa. Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, surprise party bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari. Mother's day Peringatan Mother’s Day di sebagian negara Eropa dan Timur Tengah, yang mendapat pengaruh dari kebiasaan memuja Dewi Rhea, istri Dewa Kronus, dan ibu para dewa dalam sejarah Yunani kuno. Maka, di negara-negara tersebut, peringatan Mother’s Day jatuh pada bulan Maret. Di Amerika Serikat dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hongkong, peringatan Mother’s Day jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei karena pada tanggal itu pada tahun 1870 aktivis sosial Julia Ward Howe mencanangkan pentingnya perempuan bersatu melawan perang saudara. (publish in borneo tribune, 20 Desember 2007)

Baca selengkapnya..

Friday, December 14, 2007

Harapan Masyarakat Dengan Didirikan PLTU Batu Bara

by Krisantus Target pemerintah untuk memenuhi permintaan listrik bagi masyarakat akan segera terpenuhi walaupun tidak secara keseluruhan. Dengan didirikan pembangkit listrik tenaga batubara dengan daya 2 x 25 MW di wajok dapat dijadikan sebagai alternative lain dari pembangkit listrik tenaga diesel. Pemerintah menargetkan bahwa pembangunan PLTU batu bara yang dilakukan oleh PT.Equator Manunggal Power tersebut akan segera berfungsi pada akhir tahun 2009 bertepatan pada pada hari listrik nasional. Masyarakat mengharapkan agar pembangunan PLTU batubara ini tidak hanya janji atau dipengaruhi unsur-unsur lain yang akan menyebabkan terganggunya proses pembangunan “kami sangat senang, gembira dan bersyukur tempat kami akan dibangun PLTU batubara, karena dengan adanya pembangkit listrik tersebut pemadam listrik yang dilakukan setiap hari oleh PLN dapat teratasi sehingga industri-industri dapat bekerja”.ucap Acep (43) warga setempat. Selain dari pembangunan PLTU batu bara, pemerintah juga mendirikan pembangunan PLTA, PLTG. Hal itu dilakukan untuk menanggulangi kemampuan pelayanan lisrik mengingat selama ini pasokan listrik pemerintah berasal dari tenaga diesel yang tentu menggunakan minyak bumi (solar) sebagai bahan bakar, sedangkan pasokannya sangat minim. Pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk mendukung proses pembangunan tersebut, baik pada saat perencanaan sampai dengan pelaksanaannya karena semakin cepatnya penyelesaian pembangunan maka semakin cepat pengunaannya (Publish in Borneo Tribune, 09 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Konghucu Menghargai Keberagaman Agama

by Krisantus

Saling menghargai antar umat beragama adalah sesuatu kekuatan yang harus dijaga oleh setiap individu, agar terhindar dari konflik yang disebabkan perbedaan. “Apa yang tidak diri kita inginkan, jangan berikan itu pada orang lain,” kata Sutadi, utusan dari umat konghucu di Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Ucapan itu dikutip dari ayat yang diajarkan oleh Kong Ze. Kutipan itu memberikan gambaran mengenai sifat saling menghargai antarumat beragama. Bagi umat Konghucu, pandangan mengenai hal itu sudah terdapat dalam Ba De atau delapan ajaran yang menjadi dasar agama, untuk menciptakan kehidupan sehari-hari. Termasuk kerukunan umat beragama. Delapan kebajikan itu dimulai dari Xiao, berbakti. Ti, persaudaraan. Xin, dapat dipercaya. Cing, setia. Li, etika. Ngi, tahu balas budi. Lian, suci hati. Che, tahu malu. “Dengan adanya delapan kebajikan tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung telah mengajarkan kita, untuk hidup akur dengan orang yang bukan Konghucu,” kata pengacara yang juga menganut agama Konghucu. Semua agama mengajarkan kebaikan. Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan. Adanya keberagaman beragama, hendaknya dapat memberikan kekayaan yang tak ternilai harganya. Untuk menjaga persaudaraan dengan agama lain serta lingkungannya, umat Konghucu hidup membaur dengan mereka yang berbeda agama. Selain itu, mereka juga aktif dalam organisasi bersama, seperti FKUB. Menjalankan kegiatan sosial, sumbangan dan banyak lagi. “Kebajikan yang kedua, Ti (persaudaraan) menunjukkan bahwa kita benar-benar diajarkan untuk hidup bersaudara,” kata Suryanto, Konsultan Manajemen Gema Buana. Suryanto menambahkan, dari sebuah kutipan ajaran Konghucu, bahwa ada pendidikan, tiada perbedaan. Maksudnya adalah, orang yang mempunyai pendidikan akan mempengaruhi pola pikirnya sendiri, terhadap keberagaman. Karena mereka dianggap mengerti dengan baik dan buruk dari keberagaman itu.Biasanya, mereka yang tidak menghargai keberagaman adalah, mereka yang tidak mempunyai pendidikan. “Baik itu pendidikan formal dan informal. Termasuk juga pendidikan agama,” kata Suryanto. □

Baca selengkapnya..

Dilema Pembuatan KTP Konghucu

by Krisantus

Sejak Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keppres No. 6/2000, yang mencabut larangan praktek agama Kong Hu Cu, kepercayaan dan adat masyarakat Tionghoa masih menyimpan dilema bagi mereka.

“Pembedaan terhadap penganut Buddha dan agama lain dengan Konghucu saat ini masih sulit, sehingga menyulitkan mereka membuat KTP,” kata Sutadi, Pengurus Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) sebagai perwakilan dari Konghucu.

Hal itu dikarenakan, saat ini agama Konghucu dilarang berpraktik. Mereka secara otomatis harus memilih lima agama yang diakui di Indonesia. Yaitu, Buddha, Katolik, Protestan, Islam dan Hindu, untuk membuat kartu identitas atau KTP.

Pengekangan sekitar 30 tahun lamanya terhadap mereka, membuat kekakuan dalam urusan administrasi. Terutama pembuatan KTP. Sehingga untuk membubuhkan identitasnya kembali ke agama Konghucu, terasa ada kesan malas dari mereka.

Pengekangan selama 30 tahun itu, hingga kini masih berimbas. Bukan saja bagi mereka yang beragama Konghucu sendiri, tetapi juga pada pegawai pemerintah yang mengurus KTP.

Walaupun sudah ada kebijakan pemerintah yang mengakui keberadaan agama Konghucu di Indonesia, namun masih ada pihak pemerintah yang menggunakan formulir lama. Formulir tersebut belum tercantum agama Konghucu. Sehingga dibutuhkan bantuan dari semua pihak, melakukan sosialisasi mengenai hal itu. Terutama dari pihak pemerintah.

“Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dari agama lain yang sebelumnya telah dijadikan agama dalam KTP, pihak Majelis Agama Koghucu Indonesia (Makin) yang ada di Kalbar memfasilitasi mereka,” kata Lim Siak Ho, pengurus Makin Pontianak.

Menurutnya, berdasarkan penghitungan Administratif, umat Konghucu masih relatif sedikit. Hal itu juga akan memengaruhi minat mereka, untuk membuat KTP Konghucu. (publih in Borneo Tribune, 15 Desember 2007) □

Baca selengkapnya..

Thursday, December 13, 2007

PENTINGNYA KANTOR INFORMASI KEHUTANAN

by Krisantus workshop perencanaan dan strategi publikasi data untuk pusat informasi kehutanan Hutan Indonesia termasuk diantara hutan yang paling ekstensif, beragam dan berharga didunia. Hutan ini juga tidak hanya menyediakan habitat bagi berbagai macam tumbuh-tumbuhan, tetapi juga memainkan peranan yang sangat menentukan dalam mendukung pembangunan ekonomi, mata pencaharian rakyat miskin pedesaan serta penyediaan jasa lingkungan hidup. Kekayaan yang dimiliki itu masih belum dapat dikelola dengan baik, buruknya tata kelola kehutanan, korupsi serta lemahnya penegakan hukum telah menghambat kemampuan pemerintah Indonesia untuk secara efektif mengatur sumber daya hutan dan untuk memastikan bahwa hutan di Indonesia memberikan konstribusi penting bagi pembangunan ekonomi dan social Indonesia. Pemerintah mempunyai komitmen untuk mengatasi masalah-masalah ini serta meningkatkan tata kelola kehutanan yang baik dengan memungkinkan adanya transparansi dan akuntabilitas. Selama berlangsungnya Konferensi Tingkat Menteri se-Asia Timur mengenai Penegakan Hukum dan Tata Kelola Kehutanan (FLEG) di Bali, 11-13 September 2001, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mengembangkan transparansi dalam sektor kehutanan seperti telah dicatat dalam Deklarasi Menteri (Deklarasi Bali- Lampiran § I.7 Kesadaran, Transparansi dan Partisipasi Publik). Memantapkan tata kelola kehutanan yang baik dan mengekang korupsi, termasuk diantara diantara prioritas-prioritas paling utama yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Informasi mengenai hutan Indonesia terbatas, tidak terpadu dan sulit diakses. Keterbatasan informasi menghambat pembangunan yang berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan mengabungkan pertumbuhan ekonomi, konservasi lingkungan hidup, tata kelola yang baik, pengurangan angka kemiskinan dan pembangunan sosial. Untuk mengatasi hal ini dan untuk mendukung 5 Kebijakan Prioritas Kehutanan, Departemen Kehutanan telah berkomitmen untuk menyusun suatu kebijakan penyingkapan data dan memantapkan mekanisme-mekanisme yang cocok guna menyediakan akses ke informasi demi meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Tujuan didirikan kantor informasi kehutanan adalah untuk memfasilitasi tata kelola yang baik dengan menyediakan informasi yang akurat mengenai semua aspek sektor kehutanan. Kantor informasi kehutanan dimaksud untuk memantapkan dinas kehutanan di provinsi, kabupaten /kota untuk melaksanakan tugas mereka dengan membuat informasi lebih mudah tersedia bagi masyarakat luas, LSM, sektor swasta, media massa dan pihak terkait lainnya. Kantor informasi kehutanan akan didirikan dilokasi-lokasi proyek, yaitu Jakarta, Jambi dan Kalimantan Barat dan 5 Kabupaten/kota di Provinsi Jambi (Batanghari, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Timur Dan Tebo) dan 3 di Kabupaten di Kal-bar (Melawi, Sintang, Kapuas Hulu). Untuk memastikan keberlanjutan setelah EC-Indonesia FLEG Support Project berakhir, lokasi kantor informasi kehutanan sebaiknya berada didalam kantor pemerintah. Di Jakarta, lokasi kantor pusat yang cocok adalah berada di Jakarta. Pengelolaan kantor pinformasi kehutanan perlu berfungsi sebagai suatu pusat informasi dan referensi yang lengkap dimana para asisten yang dilatih secara khusus akan menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik . kantor informasi kehutanan ini akan dilayanani oleh asisten-asisten informasi yang diperbantukan atau dipekerjakan. Perlengkapan dipusat informasi, kantor informasi kehutanan perlu memiliki ruang yang berfungsi untuk asisten informasi, komputer, printer, mesin fotocopy, rak buku, ruang baca, ruang tunggu dan ruang penyimpanan makanan. Dikantor informasi kehutanan nantinya akan tersedia komputer dan printer yang nantinya dapat digunakan oleh pengunjung untuk mencari informasi ke situs-web yang relevan. Sistem yang akan dipasang diklomputer juga akan dilengkapi dengan program pencari untuk mendapat informasi yang tersedia dalam kantor informasi kehutanan dan untuk membaca publikasi /laporan. Informasi yang tersedia dipusat informasi adalah menyajikan informasi mengenai klasifikasi hutan dan pengelolaan hutan, memuat informasi mengenai keadaan lingkungan fisik, biologis dan sosio-budaya dari masing-masing kawasan hutan, informasi tentang EC-Indonesia FLEGT Support Project, sektor kehutanan pada umumnya, kegiatan kehutanan dan lingkungan hidup yang dilakukan oleh komisi eropa. Pendanaan, untuk mendukung keefektifan penyingkapan informasi, Departemen Kehutanan, PEMDA (Provinsi dan Kabupaten) perlu mengalokasikan anggaran bagi upaya ini. Diantaranya, untuk pendirian kantor-kantor informasi kehutanan, EC-Indonesia FLEGT Support Project akan membantu mendirikan kantor-kantor informasi ini, melengkapi dengan alat yang diperlukan. Akan tetapi masa proyek hanya sampai pada tahun 2011, untuk pemerintah perlu memberikan perhatian untuk mewujud hal ini dan sebaiknya memulai alokasi dalam APBN dan APBD untuk tahun 2007 demi menghindari kendala-kendala anggaran dan membuat kantor informasi kehutanan berkelanjutan setelah berakhirnya proyek.(publish in Borneo Tribune, 13 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Wednesday, December 12, 2007

Mahasiswa Sambut Pilkada Tanpa Memilih

by Krisantus Mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang berasal dari kalangan intelektual. Kalangan yang diharapkan akan menjadi generasi penerus pembangunan dimasa depan ini mempunyai peranan yang penting dalam mengontrol jalannya roda pemerintahan agar tidak menyimpang dari arahnya. Salah-satu peranan mereka dalam melakukan kontrol sosial adalah dengan ikut menciptakan iklim demokrasi yang baik dan benar. Bertepatan dengan pesta demokrasi yang hanya beberapa hari lagi akan diadakan, ada beberapa opini mahasiswa/i dalam menanggapi hal tersebut berkaitan dengan hak pilih (kartu pemilih) mereka pada tanggal 15 nopember 2007 mendatang seperti yang diungkapkan oleh : Wardi (Mahasiswa & aktivis) : ” masih kurang maksimalnya kinerja KPUD kalbar dalam melakukan pendataan pemilih, terutama pendataan terhadap mahasiswa/i disekitar kota pontianak yang berasal dari daerah. Seharusnya KPUD kalbar dapat memperhatikan bagaimana caranya agar mahasiswa yang berasal dari daerah dapat memilih tanpa harus pulang kedaerah masing-masing dengan bekerjasama dengan pihak kampus”. Natalia (Mahasiswi) : ”Tidak ada kartu pemilih!! Walaupun saya terdaftar dalam daftar pemilih didaerah saya, rasanya saya tidak akan pulang karena selain tidak ada waktu (berkaitan dengan mid semester), jarak tempat asal saya sangat jauh”. Yessi dan Tanti(Mahasiswi) : ” sebenarnya rugi sih....kalau kita tidak bisa memilih calon yang kita harapkan menang dalam pilkada ini karena mereka yang kita harapkan dapat memimpin kalbar dengan baik”. Urbanus, yonerius, Jaung (mahasiswa) : ” tidak memiliki kartu pemilih di pontianak, seandainya ada terdaftar di daerah, sepertinya tidak dapat pulang karena bertepatan dengan mid semester dan jarak kota pontianak dengan daerah tempat kami sangat jauh”. Berdasarkan ungkapan-ungkapan dari mahasiswa/i tersebut, dapat dipastikan kontrol sosial dengan berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini tidak tersalurkankan sehingga akan merugikan mereka. Banyak yang akan mengorbankan hak pilih mereka untuk mementingkan urusan belajar mereka, karena hal itu merupakan tujuan awal mereka datang ke bangku kuliah. Diperkirakan akan banyak suara dari kalangan mahasiswa/i yang hilang karena kebanyakan asal mereka adalah dari daerah, untuk itu mereka mengharapkan adanya upaya dari pihak kampus dan KPUD kalbar untuk mencari solusi agar mereka dapat memilih tanpa harus pulang kedaerah masing-masing. (publish in Borneo Tribune, 12 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..

Tuesday, December 11, 2007

Kritisi Terhadap Pilkada Yang Damai:Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) di Kalbar.

by Krisantus. Pelaksanaan Pilkada gubernur dan wakil gubernur kalbar kini sudah berada didepan mata kita. Hingar-bingar para kandidat untuk mempromosikan diri untuk berebut menduduki KB I akan berakhir pada hari ini (10 Nopember), para kandidat akan berhenti atau tidak boleh melakukan aktivitas (kampanye didepan umum) sampai pada hari pemungutan suara, sehingga bisa disebut mereka sedang memasuki masa tenang sebelum hari H. Berbagai pendapat atau opini dari kalangan masyarakat dalam menyikapi pesta demokrasi (pemilihan gubernur) yang pertama kali diadakan, mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Mereka mengharapkan agar pelaksanaan pilkada ini dapat berjalan lancar, tanpa ada ganjalan-ganjalan yang dapat menyebabkan terganggunya proses pilkada dan dapat mengahasilkan pemimpin yang berkualitas. Menanggapi hal tersebut diatas, melalui dialog yang diadakan Borneo Tribune, Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) di Kalbar dengan perwakilannya, Sariman mengatakan ”kami dari warga madura yang ada di kalbar sangat mengharapkan pilkada ini dapat berjalan dengan aman dan tertib sehingga dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas sehingga dapat menciptakan kemajuan di kalbar tanpa ada lagi pembedaan terhadap unsur-unsur yang berbau SARA”. Harapan ini juga menjadi dasar bagi warga madura untuk menciptakan pilkada yang damai. Melalui perwakilannya di IKBM, warga madura secara keseluruhan (walaupun ada beberapa individu yang menjagokan salah satu kandidat) menyatakan tidak akan menjagokan salah satu dari keempat kandidat tersebut. ”kami warga madura tidak akan menjagokan salah satu kandidat pada pilkada ini, yang akan kami lakukan adalah memilih sesuai dengan hati nurani walaupun ada juga individu-individu yang menjadi tim sukses/menjagokan kandidat mereka tapi itu tidak secara keseluruhannya”. Lanjutnya lagi. Berkaitan dengan siapa yang akan terpilih dalam pemilihan yang akan berlangsung pada tanggal 15 Nopember nanti, warga madura yang ada di kalbar menyatakan akan menerima dengan lapang dada dan akan mendukung pembangunan yang akan dilakukan oleh pemerintah. Pemimpin yang akan terpilih juga harus mengusahakan agar masyarakat di kalbar (suku asli dan suku pendatang lainya) dapat menerima keberadaan dari suku madura sehingga keamanan dari keberagaman suku tersebut dapat membantu pemerintah memperlancar pembangunan. Apalagi warga madura yang ada di kalbar ini sudah cukup banyak, yaitu sekitar 7,8 % dari penduduk yang ada di kalbar sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung mereka juga mempunyai peranan yang penting bagi pembangunan. Harapan itu tidak hanya terfokuskan pada masalah keberagaman suku, tetapi juga menyangkut seluruh aspek kehidupan mereka. (publish in Borneo Tribune, 11 Nopember 2007)

Baca selengkapnya..
by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru