Monday, October 27, 2008

Harga Karet vs Harga Kebutuhan Hidup, Petani Mengeluh

Borneo Tribune, Bengkayang. Merosotnya harga karet dipasaran membuat petani mengeluh karena penurunan tersebut tidak diimbangi dengan turunnya harga kebutuhan hidup, seperti harga sembilan bahan pokok (sembako).Kisaran harga karet yang turun hingga mencapai 60 persen merupakan sebuah pukulan telak bagi petani. Dimana sebelum adanya krisis keuangan global (USA) harga karet bisa mencapai belasan ribu kini berubah total menjadi lima ribu hingga tujuh ribuan, sementara harga sembako maupun kebutuhan hidup lainnya tetap pada harga awal, bahkan cenderung naik. Akibatnya petani mengeluh. Keluhan itu cukup beralasan, dimana sebagian besar masyarakat di Bengkayang menggantungkan diri dari hasil pertanian karet. Praktis penurunan harga ini berpengaruh pada pendapatan mereka sehari-hari. Pendapatan sehari dalam hitungan berat karet 5 kg dengan jumlah uang diatas 50 ribu sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, kini berat karet sedemikian sudah tidak mencukupi dibanding dengan harga kebutuhan hidup yang harganya cenderung naik. Berat karet 5 kg saat ini paling hanya mendapat uang berkisar 25 ribu hingga 35 ribu. Walaupun secara umum para petani mengetahui penyebab dari penurunan harga tersebut, namun mereka mengharapkan agar pihak terkait, terutama dalam hal ini pemerintah untuk segera mengatasinya. “Setidaknya harga karet dengan harga kebutuhan pokok (sembako) tidak jauh berbeda,” ungkap Guru yang yang juga memiliki warung Sembako dan pemilik kebun karet, Nicholaus Nasir saat ditemui dikediamannya, Rabu (22/10). Nasir menyebutkan, perlunya usaha pemerintah agar terjadinya keseimbangan harga ialah sudah menjadi tugas mereka untuk mengatasinya karena dampak dari hal itu lebih ketara dirasakan rakyat kecil. “Pemerintah harus segera mencari solusi masalah tersebut supaya petani karet tidak semakin terpuruk oleh kondisi itu,” pintanya. Nasir yang seharinya bisa memperoleh pendapatan bersih 120 ribu sehari dari menorah karet, saat ini turun total menjadi 60 ribu perhari mengungkapkan, sejauh ini belum merasakan pola tindakan yang diambil pemerintah, seperti apa yang pernah diungkapkan Presiden SBY yang mengajak komponen bangsa untuk memperkuat sendi-sendi perekonomian.

Baca selengkapnya..

Pemberian Beasiswa, Pemda Perlu Adil

Borneo Tribune, Bengkayang Upaya Pemda Bengkayang (instansi terkait) dalam memberikan bantuan beasiswa bagi duta daerahnya yang sedang menuntut ilmu patut dibanggakan. Hanya saja hal itu perlu diberikan secara adil. Demikian kata mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi (IA), Fisip Untan asal Bengkayang, Subarjo ketika ditemui di Pontianak, Senin (20/10). Menurutnya, khusus pemberian beasiswa bagi mahasiswa (bukan ikatan dinas) yang menjalani pendidikannya di perguruan tinggi yang tersebar di Pontianak, belum menyentuh mereka yang mengambil jurusan non-eksak, seperti Fisip, Hukum maupun Ekonomi. “Padahal dalam mendukung proses pembangunan, khususnya di Bengkayang tidak hanya oleh mereka yang ahli dibidang eksak, melainkan juga dari orang-orang yang ahli dibidang lain,” tukasnya dengan nada menyakinkan. Secara lugas mahasiswa semester tujuh mengungkapkan ketidakadilan ini seolah-olah memberikan kesan penganaktirian bagi mereka yang menuntut ilmu diluar eksak. Oleh karena itu, agar terjadi keseimbangan dalam menelurkan sumber daya manusia Bengkayang yang berkualitas, Ia mengharapkan pihak Pemda harus jeli dan adil dalam memberikan bantuan. “Jeli maksudnya pemberia bantuan harus sesuai dengan persyaratan dimana seseorang (mahasiswa) berhak mendapatkannya. Sedangkan adil, artinya tidak hanya diberikan pada disiplin ilmu tertentu,” jelasnya. Berdasarkan keterangan yang diberikan mantan ketua Ikatan Mahasiswa Kabupaten Bengkayang (IMKB) Periode 2006-2007, Wardi, S.Si saat dihubungi via telefon, Selasa (21/10), menyebutkan setakat ini yang diketahuinya, mahasiswa diberbagai perguruan tinggi di Pontianak yang mendapat bantuan pemda (beasiswa) baru sebatas mahasiswa Untan pada fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan FKIP. Sementara diketahuinya selama menjadi ketua IMKB, mahasiswa non-eksak seperti disebutkan Subarjo tadi, belum ada. Dijelaskannya, pemberian beasiswa dari Pemda ini merupakan agenda kerja yang diprogramkan ketika dirinya menjadi ketua IMKB. Sedangkan untuk realisasi hal tersebut tergantung kebijakan pemda (instansi terkait). Wardi menyebutkan alasan mengapa hanya jurusan eksak (MIPA dan FKIP) yang mendapatkan jatah saat mengajukan beasiswa tersebut yaitu karena tenaga ahli dijurusan tersebut di Bengkayang masih sangat minim, sementara untuk bidang social dan hukum sudah terpenuhi. “Agar lebih jelas, sebaiknya ditanyakan ke dinas terkait,” tandasnya. Setelah melihat kenyataan diatas, sudah menjadi kewajiban agar instansi yang dimaksud lebih jeli dalam mengikuti perkembangan pendidikan didaerahnya, termasuk halnya dalam memberikan bantuan beasiswa.

Baca selengkapnya..

Pemilu 2009, DPT Bengkayang Berjumlah 146.833

Mendekati Pemilu 2009 yang kini tinggal dalam hitungan enam bulan, KPUD Bengkayang telah menetapkan 146.833 jiwa dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Keseluruhan jumlah jiwa yang terdaftar sebagai pemilih tersebut dapat menggunakan haknya pada pesta demokrasi lima tahunan itu. “Penetapan jumlah DPT telah kita lakukan pada tanggal 10 Oktober lalu,” kata Ketua KPUD Bengkayang, Eddy A, SH saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (23/10) minggu lalu. Menurutnya, penetapan DPT ini telah melalui proses yang panjang dan melibatkan semua komponen masyarakat, organisasi/lembaga yang ditunjuk (PPS Kecamatan) maupun dari partai politik peserta pemilu 2009 mendatang. Eddy menjelaskan bahwa pemilih yang terdaftar pada pemilu 2004 lalu didata kembali agar diperoleh daftar pemilih baru sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi hingga saat penentuan DPT. Untuk mempermudah proses pendataan tersebut, pihaknya dengan komponen yang disebutkan tadi. “Masyarakat wajib melaporkan diri kepada KPUD bahwa mereka belum terdaftar sebagai pemilih melalui pihak tertentu, salah satunya ialah melaporkan diri ke pengurus Parpol ditempat mereka berada, kemudian parpol melaporkan ke pihaknya untuk diproses,” paparnya panjang lebar. Dengan telah ditetapkannya DPT ini, Eddy mengatakan jika masih ada masyarakat yang melaporkan diri ke KPUD bahwa dirinya belum terdaftar sebagai pemilih, pihaknya sudah tidak dapat menerima. Kemudian, Eddy juga menyebutkan ke 146.833 DPT tersebut tersebar di 17 Kecamatan di Bengkayang yang membawahi 124 Desa/Kelurahan dan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) bagi mereka nantinya sebanyak 603. Foto : Ketua KPUD Bengkayang, Eddy A, SH by Krisantus/Borneo Tribune Publik Kurang Respon Dengan Pengumuman DCS “Pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) yang dilakukan oleh KPUD beberapa waktu lalu kurang mendapat respon dari masyarakat,” demikian ungkap Ketua KPUD Bengkayang, Eddy A, SH saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (23/10) minggu lalu. Calon yang dimaksud ialah Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang akan berjuang menduduki 30 kursi DPRD Bengkayang periode 2009-2014 dari tiga Daerah Pemilihan (Dapil). Ia menyebutkan, pengumuman terhadap DCS telah dilakukan pada tanggal 16 September, bulan lalu melalui salah satu media massa dan diumumkan langsung di kantor KPUD Bengkayang. Namun hingga menjelang pengumuman penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) pada tanggal 31 Oktober ini, belum ada laporan yang disampaikan oleh masyarakat terhadap para calon tersebut. Baik yang bersifat masukan maupun kritik. “Setakat ini laporan yang masuk hanya dari salah satu partai politik (Parpol). Dimana adanya pengurus yang menyatakan keberatan dengan keberadaan salah satu calonnya,” kata Eddy. Menurut pengaduan yang Ia terima, bahwa yang menjadi masalah ialah Anggota yang dicalonkan tersebut ternyata juga mencalonkan diri pada partai lain. Dan mengenai hal itu, Eddy menyatakan bahwa pihaknya telah mengklarifikasikan keberatan yang disampaikan oleh pengurus parpol tersebut. Sedangkan dalam penyelesaiannya KPUD menyerahkan sepenuhnya kepada internal parpol. Kemudian untuk menentukan apakah calon yang dimaksud dapat ditentukan sebagai caleg dapat diketahui pada saat pengumuman DPT tidak lama lagi. Keterwakilan Perempuan, 29.65 Persen Berdasarkan data terakhir yang diperoleh dari KPUD Bengkayang, persentase keterwakilan perempuan diparlemen pada pesta demokrasi 2009 mendatang khusus di kabupaten Bengkayang mencapai angka 29.65 persen. Kurang sedikit untuk mencapai angka 30 persen. Jumlah 29.65 persen ini dirincikan setelah menjumlah seluruh persentase perempuan dari tiga Daerah Pemilihan (Dapil) di Bengkayang. Adapun persentase Calon Legislatif (Caleg) untuk Dapil Bengkayang I yaitu sebesar 28.57 persen atau 62 caleg dari 217 caleg. Dapil II sebesar 30.526 persen atau 29 caleg dari 95 caleg. Sedangkan Dapil III persentasenya sebesar 29.65 atau 43 caleg dari 145 caleg. Para caleg tersebut berasal dari 35 Parpol yang berada di Bengkayang dengan jumlah caleg keseluruhan sebanyak 457 orang.

Baca selengkapnya..
by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru