Saturday, December 22, 2007

Yayasan Huang (Kuning Agung) Pontianak

by Krisantus Keberadaannya yang terletak tepat di pinggir sungai kapuas itu membuat daya tarik tersendiri bagi Yayasan Huang atau dalam bahasa Indonesia nya adalah kuning agung. Hiruk pikuk aktivitas orang dan suara-suara motor air di sungai kapuas tidak membuat orang-orang yang berada disitu terganggu, pada saat didatangi borneo tribune mereka terlihat bersenda gurau dengan segelas teh di depan meja. Salah seorang diantara mereka Ng Yao Kuang menyambut kedatangan kami dengan mempersilahkan kami masuk ruangan. Ketika ditanya seputar yayasan, menurut dia, yayasan Huang merupakan yayasan yang didirikan khusus bagi marga Huang dengan Ng Si Tek sebagai ketua dan berada dibawah pimpinan yayasan Bhakti Suci. Yayasan dengan arsitektur bangunan kuno ini telah berdiri semenjak 80 tahun yang lalu, hingga kini telah memiliki anggota kurang lebih 1000 orang marga Huang yang terdaftar dan merupakan marga ketiga terbanyak di pontianak setelah marga Halim dan marga Tan. Berfungsi sebagai rumah duka bagi anggota marga mereka yang meninggal, yayasan ini didanai oleh anggota mereka sendiri dengan cara membayar iuran sukarela sebanyak dua atau tiga kali dalam setahun, walaupun tidak bersifat sosial namun yayasan ini memberikan pengecualian bagi anggota yang tidak mampu (miskin dapat terbantu sehingga jenazah nya dapat dikuburkan dengan layak. Rata-rata warga yang meninggal pertahunnya kurang lebih 35 orang pertahun. Sementara itu ketika ditanya mengenai masalah yang berkaitan dengan arsitek bangunan, Ng Jue Tiang & Ng Lian mengatakan bahwa, bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan yang bentuknya berbeda dengan bentuk bangunan yayasan lain sehingga ia mempunyai sesuatu yang unik. Seperti bentuk pintu, bentuk yang mengadopsi dari model pintu pegawai kerajaan di negeri Tiongkok, bentuk tiang tengah (penyangga) dan lantai yang dimiliki masih utuh hingga saat ini. Selain itu, salah satu hal cukup unik lagi adalah teras dengan motif melayu. Pintu yang unik tersebut didepannya terdapat dewa pintu (Meng Sin) yang dianggap dapat menjaga keamanan dalam yayasan. Mengenai feng sui bangunan tersebut, Ng Yao Kuang mengatakan dalam menentukan tata letak bangunan ini tidak boleh sembarangan karena apabila salah atau tidak tepat secara tidak langsung akan berpengaruh bagi kehidupan sehari-hari mereka. Letak bangunan ini cukup baik karena arah pintu nya menghadap lurus ke arah matahari terbit dan berada diantara Mesjid Besar dan Keraton jadi hadapan pintu mereka tidak dihalangi oleh bangunan atau sesuatu yang lain. (publish in borneo tribune, 22 november 2007)

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru