Tuesday, December 23, 2008

Gunakan Bukti Palsu Untuk Cairkan Dana *Pihak Terkait Diminta Tegas

Borneo Tribune, Bengkayang. Pengerjaan proyek terhadap pembangunan tiga ruang kelas dan satu ruang kantor di Sekolah Dasar Negeri 07 Muhi Bersatu, Kecamatan Suti Semarang hingga saat ini belum rampung namun anggaran dana tersebut telah diajukan kontraktornya untuk dicairkan. Hal ini dikhawatirkan akan ditinggalkan oleh pihak tersebut. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Kepala Sekolah SD terkait, Rachman Mustari ketika ditemui di Bengkayang, Senin (22/12) mengatakan usaha yang digunakan pihak kontraktor untuk mencairkan 100 persen dana pembangunan tersebut ialah dengan menggunakan foto bangunan lain alias palsu. “Mereka menggunakan foto SDN 03 Suti Semarang sebagai laporan kepada instansi terkait dan juga Bawasda serta konsultan sehingga dana tersebut bisa dicairkan,” kata Rachman. Menurutnya, hingga saat ini pengerjaan bangunan itu benar adanya belum terselesaikan oleh pelaksana yang ditunjuk pemerintah setempat. Selain dari pengerjaan yang belum selesai, pihaknya juga menemukan beberapa pelanggaran karena tidak sesuai dengan ketentuan atau bestek yang ada. Rachman memaparkan bahwa pengerjaan yang seharusnya menggunakan papan berkualitas baik tetapi digunakan papan yang berasal dari jenis kayu durian. “Kalau jenis kayu seperti itu cocoknya untuk buat mal/cetakan semen,” jelasnya. Kemudian selain itu pelaksana pekerjaan juga menggunakan kayu lokal ukuran 5x8 untuk membuat gelagar padahal seharusnya menggunakan kayu berkualitas dengan ukuran 9x9. serta temuan pembuatan tongkat tumpuan bangunan tanpa menggunakan lacik. “Seharusnya kontraktor tidak mengerjakan bangunan dibuat asal jadi tanpa memperhatikan efek kedepannya,” pinta Rachman. Dipaparkannya bahwa hasil bangunan itu nanti akan dirasakan oleh orang banyak terutama murid sekolah hingga bila sampai terjadi suatu kerusakan tentunya pihak sekolah yang akan merasakan langsung. “Bukan kontraktor itu,” tegasnya. Mengenai temuan ini, Rachman bersama Kepala Desa Muhi Bersatu dan seorang pemuka masyarakat setempat telah melaporkan kepada Bawasda serta instansi terkait. Dan dari penjelasan yang disampaikan pihak tersebut, Rachman mengatakan dalam waktu dekat ini Bawasda dan Konsultan akan melakukan cek lapangan untuk mengetahui kebenaran laporan itu. Dan diharapkan pihak yang menjadi dipercaya menjadi pengawas dapat membuktikan kebenaran yang ada dan bila hal itu terbukti diharapkan kontraktor dapat diberikan tindakan. Berdasarkan data yang disampaikan Rachman, dana yang digunakan untuk pembangunan gedung sekolah di Sekolah yang dipimpinnya tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu kurang lebih sebesar 330 juta rupiah dengan demikian seharusnya hasil pekerjaan lebih berkualitas dan dikerjakan dengan tepat waktu. Tahun ini, SDN 07 Muhi Bersatu memiliki 63 murid dari kelas I-III. SD ini mulai beroperasi pada tanggal 17 Juli 2006. Dari jumlah murid yang ada, SD ini ternyata sangat membantu masyarakat setempat. “Jangan sampai kejadian tahun 2003 terulang kembali, “ pungkasnya mengakhiri perbincangan ini. Menurutnya pembangunan gedung SD ini sudah dilakukan pada tahun 2003, namun yang terjadi ialah dalam waktu dekat keadaan bangunan sudah mengalami kerusakan akibat pengerjaan yang asal-asalan.

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru