Thursday, April 23, 2009

Misteri Kematian Lena

Borneo Tribune, Bengkayang Ketika saya mendatangi rumah milik Libertus (40) di Dusun Merpati, Desa Samalantan, Kecamatan Samalantan, Minggu (19/4) sekitar pukul 15.30, wajah lesu terpancar dari roman muka Bapak lima anak tersebut. Pria yang kesehariannya ini menggantungkan hidupnya dari hasil karet itu beberapa hari yang lalu baru saja mengalami musibah yang mana satu dari anggota keluarganya pergi untuk selama-lamanya. Libertus yang saat ditemui ditemani tiga orang kerabatnya, termasuk Karyadi yang tak lain adalah sepupunya mempersilahkan dengan tutur kata yang bersahabat dengan wartawan ini. Dari keterangan yang diperoleh, Libertus tak lain merupakan ayah dari seorang bocah berumur 12 tahun yang pada hari Kamis (16/4) lalu telah meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Bocah itu bernama Lena. Dari informasi yang lain, diketahui Libertus telah menduda kurang lebih lima tahun yang lalu. Ia ditinggalkan istrinya yang menikah dengan orang lain. Dengan meninggalnya Lena, saat ini Libertus tinggal berdua dengan anaknya yang bungsu, sedangkan tiga anaknya yang lain masing-masing menetap di Sekadau (berkeluarga), bekerja di Singkawang dan satu di Luar Negeri. Setelah itu saya memperkenalkan diri, dengan suara lembut Libertus menceritakan kejadian tragis yang menimpa putri ke-empatnya tersebut. Berawal saat hendak menghantar bekal kepada sang ayah yang terlebih dahulu berangkat menoreh karet sekitar pukul 06.00 (Kamis, 16/4) di kebun karet milik keluarganya yang berjarak 200-an meter lebih dari rumah. “Lena berangkat tidak lama setelah saya mulai menoreh, mungkin baru menyelesaikan beberapa batang pohon karet, kurang lebih pukul 07.00,” kata Libertus menyebutkan perkiraan waktu anaknya menghantar bekal. Menurutnya, setiap hari hal rutin yang dikerjakan Lena ketika Ia menoreh ialah menghantar bekal sekalian ember penampung air sadapan karet setelah itu Lena akan membantunya mengambil air sadapan. Namun pada hari naas itu, pria paruh baya tersebut merasa sesuatu yang aneh. Aneh karena hingga selesai menoreh tetapi Lena tidak juga kunjung datang menghantar bekal dan ember yang memang dibutuhkannya untuk saat itu. Lebih lanjut, pria ini kembali mengungkapkan bila dalam durasi waktu dimana anaknya biasa menghantar bekal, Ia mendengar ada suara teriakan tidak jauh dari lokasi kebun karetnya. Tetapi Dia tidak memiliki kecurigaan sedikitpun dengan pendengarannya tersebut. Tidak diceritakan bagaimana Ia mengumpulkan hasil sadapan tersebut, Libertus kemudian menceritakan bila anaknya itu tidak kembali kerumah hingga pukul 16.00. Karena merasa kuatir akan keselamatan anaknya, Libertus kemudian meminta bantuan kepada para tetangganya untuk mencari anaknya yang tak juga kembali, pencarianpun dilakukan beramai-ramai. Bersama warga, Libertus mengatakan pencarian dilakukan hingga pukul 03.00 subuh (Jumat, 17/4) namun korban belum ditemui. Pencarian korban kembali dilakukan pada pukul 06.00 lewat atau ketika matahari sudah terbit. “Almarhum ditemui sekitar pukul 07.00 tidak jauh dari kebun karet, tepatnya di kolam bekas don feng (merk mesin yang digunakan untuk menambang emas),” ujarnya sembari mengungkapkan bila pada saat ditemui nyawa korban sudah tidak ada. “Disekujur tubuhnya ditemukan memar, disekitar bahu sebelah kanan, kepala bagian belakang remuk serta dikeningnya terdapat luka,” jelas Libertus menyebutkan kondisi yang dialami korban ketika ditemui. Lebih lanjut Libertus mengatakan setelah mayat ditemukan, Ia bersama masyarakat yang turut melakukan pencarian kemudian membawa tubuh korban kepada salah seorang bidan setempat untuk diperiksa karena diduga korban diperkosa sebelum dibunuh. Namun, hasil pemeriksaan Bidan tersebut tidak menunjukkan adanya indikasi pemerkosaan. Libertus dan warga mengaku tidak puas dengan hasil itu sehingga akhirnya mayat dibawa ke RS. Abdul Azis Singkawang untuk di Autopsi. Ketika ditinjau di TKP, lobang yang dimaksud jaraknya tidak terlalu jauh, sekitar 200-an meter dari rumah korban. Lobang tersebut memiliki kedalaman kurang lebih 3 meter dengan diameter lingkaran kurang lebih 4 meter persegi. Dijelaskan Paman korban, Karyadi yang menemani saya meninjau TKP menyebutkan jika pada malam kejadian pencarian dilobang tersebut sudah dilakukan sekali tetapi tidak ditemui adanya korban. “Mayat ditemui setelah dilakukan pencarian dilobang untuk kedua kalinya,” terang Karyadi. Karyadi yang saat ini berdomisili di Sibale (Serukam) ketika dalam perjalanan menuju TKP menyebutkan bila kematian Lena ini diduga telah dilakukan oleh seseorang. Ia menyebutkan alasannya karena, korban ditemukan dikolam bekas tambang yang bukan menjadi jalan menuju kebun karet milik korban. Kemudian, alasan kedua barang-barang yang dibawa oleh korban seperti dua buah ember, periuk, piring, sendok dan bekal korban tidak ditemui hingga sekarang. “Selain itu, ikat rambut, sisir dan sandal korban ditemui oleh pihak kepolisian pada semak-semak yang ditepur disekitar kolam,” terang Karyadi sambil menunjuk semak belukar dimana ditemukan barang-barang tersebut. Sementara itu, ketika ditemui diruang kerjanya pada hari bersamaan Kapolsek Samalantan, IPDA Dwi Harjana mengatakan bila proses pengungkapan kasus ini masih dalam tahap pengembangan. Dimana setelah mendapat laporan kejadian tersebut (mayat ditemukan) langsung mengerahkan anak buahnya untuk melakukan olah TKP selanjutnya dilakukan identifikasi TKP. Olah TKP dilakukan sebanyak dua kali yaitu hari Jumat dan Sabtu. “Dan hingga hari ini (dari Sabtu malam hingga Minggu siang) telah dilakukan pemanggilan terhadap empat saksi,” sebutnya. Keempat saksi yang kesemuanya telah dimintai keterangan diantaranya berinisial Fr, Kr, Istri Fr serta ayah korban, Libertus. “Petunjuknya sangat sedikit,” terang Dwi Harjana. Dijelaskannya, dari barang bukti dan keterangan saksi serta hasil visum tersebut pihaknya akan membuat sebuah analogy of crime untuk membuat sebuah kesimpulan dalam pengungkapan kasus. Dalam pengungkapan kasus ini, Polsek Samalantan mendapat bantuan anggota Penyelidik dari Polres Bengkayang sebanyak 5 orang. Sepekan kematian Lena (12) masih menjadi misteri semua pihak, baik pihak keluarga maupun kepolisian karena minimnya petunjuk yang bisa mengarah kepada tersangka. “Temuan Barang Bukti (BB) masih sebatas yang dimiliki korban, namun untuk BB yang mengarah kepada tersangka belum ada,” ungkap Kapolsek Samalantan, IPDA Dwi Harjana yang dihubungi melalui telefon, Kamis (23/4). Ditemukannya BB milik bocah kecil itu diakui langsung paman korban Karyadi saat bertandang dikantor perwakilan media ini di Bengkayang pada hari yang sama. Menurutnya hingga saat ini memang telah ditemukan BB berupa ember dan bekal yang diduga kuat milik korban. “BB tersebut ditemukan didasar lobang tempat dimana korban ditemukan,” terangnya. Ditemukannya ember dan bekal yang masih terbungkus dalam kantong itu setelah dilakukan pengecekan ulang didasar lobang yang dalamnya hampir mencapai 3 meter. Karyadi juga menyebutkan upaya yang ditempuh pihak keluarga dalam mengungkapkan kasus ini tidak hanya melalui pihak kepolisian, tetapi dilakukan dengan cara memanfaatkan orang pintar.

1 komentar:

Anonymous said...

Semua KEBOHONGAN DAN KESESATAN ISLAM DIUNGKAPKAN DI BLOG INI -> BLOG MANTAN MUSLIM INDONESIA (klik disini)

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru