Friday, June 25, 2010

Puisi Sebagai Sarana Belajar Bagi Siswa

Membaca Puisi bagi sebagian orang mungkin dianggap sesuatu yang membuat pusing pikiran, apalagi untuk menulis puisi. Namun bagi, Nano L. Basuki, puisi merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan dan menjadi sarana yang baik dalam mengungkap setiap pengalaman hidup yang telah dijalani. Puisi dalam kamus bahasa Indonesia adalah sebuah bentuk karya sastra singkat untuk menuangkan apa yan ada di pikiran kita, apa yang ada di hati kita, dan apa yang ada di jiwa kita. Dikatakan singkat karena puisi adalah bentuk karya sastra yang paling pendek jika dibandingkan cerpen atau novel. "Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi menurut guru SMP Bhakti Bernardinus, Menyuke Hulu (Darit) itu menjadi salah satu sarana pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam mengungkapkan pengalaman hidup dilingkungan mereka. Dengan puisi, siswa dapat mendalami setiap kejadian yang dilihat, dirasakan dan didengar terhadap dirinya maupun orang lain yang diungkapkan dengan sebuah tulisan berbentuk puisi. “Disadari atau tidak, semakin didalami, siswa akhirnya menjadi peka terhadap setiap terhadap kejadian disekitarnya,” ungkap lulusan Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta itu. Melalui pendalaman terhadap puisi, imbas yang diperoleh siswa adalah mereka dapat menularkannya hingga ke bangku sekolah, dimana tidak hanya pada satu pelajaran saja. Pengalaman yang dialami dalam kehidupan siswa yang diungkap melalui puisi tidak hanya terfokus pada satu bidang kehidupan, tetapi banyak masalah kehidupan atau pengalaman lainnya, seperti kemiskinan, kerusakan infrastruktur, kenakalan remaja, aktivitas ekonomi, dll. “Puisi sangat mendukung metode pembelajaran dikelas,” jelasnya. Pria lajang kelahiran 16 Agustus 1978 ini merupakan seorang penulis puisi handal. Diakuinya, sejak duduk dibangku sekolah (SMA) dirinya sudah aktif menulis berbagai puisi yang berasal dari rangkaian pengalaman hidupnya. Hingga tahun ini, terkumpul banyak puisi yang telah dijadikan dalam bentuk buku atau kata lainnya Antologi. Diantaranya adalah puisi berjudul “Buah Pena” (2005), “Wanita-wanita Renta” (2006), “Air Mata Bintang Kutub Utara” (2007), “3 Merawat Kata” (2008) dan “Antalogi Puisi 8 Warna” (2009).

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru