Saturday, December 22, 2007

Sebagai Salah Satu Vihara Tertua di Kalbar

by Krisantus Vihara yang terletak di jalan Gusti Sulung Lelanang siang itu terlihat sepi dari pengunjung, hanya ada beberapa orang tua saja yang melakukan ritual/sembahyang kepada Tuhan (dewa) mereka dengan cara membakar dupa berwarna merah ditambah dua orang penjaga vihara yang sedang sibuk membersihkan lantai ruangan yang kotor. Ketika ditemui, Herison Hermanto kakek berumur 66 tahun itu mengatakan bahwa Vihara Vatikham Sammuppada ini telah ada di pontianak berumur kurang lebih sekitar tiga ratus tahun yang lalu. Vihara ini telah didirikan oleh nenek moyang mereka yang berasal dari negeri cina, pada saat itu tempat ritual yang mereka bangun masih sangat sederhana sekali, masih dalam bentuk kecil dan bahan-bahan yang digunakan juga sangat seadanya disesuaikan dengan keadaan waktu itu. Vihara kecil tersebut, sejak saat itu didalamnya sudah terdapat beberapa patung-patung dewa yang mereka sembah seperti patung dewa langit (Tian Kung), dewa bumi (Ti Cu), dewa air (Cui Sin), dewa api (Kue Sin) dan dewa keuangan (Tai Sin) dan patung penyebar agama Buddha yaitu patung Sakamoni, Kuan Im dan Ammitbha. Namun seiring dengan perkembangan zaman oleh sebab itu pihak vihara (yayasan) merasa perlu untuk membuat suatu tempat yang lebih besar agar orang yang ingin melakukan ritual/sembayang lebih banyak sehingga pada tahun 1991 gedung yang lama direnovasi dan dibangun gedung permanent yang lebih besar kemudian ditempati hingga sekarang. Menurutnya lagi, untuk mengurus vihara itu ia memerlukan rekan-rekan kerja (kayawan) yang dapat membantunya sehingga vihara selalu terbuka bagi orang-orang yang ingin berkunjung untuk berdoa. Biasanya pengunjung yang paling banyak adalah pada saat hari raya Imlek dan pada tanggal 1 sampai dengan tanggal 15 (waktu sembahyang agama Budha) setiap bulan, pada hari tersebut Hermanto mengatakankan bahwa ia biasa meminta bantuan kepada enam orang rekan sehingga vihara dapat melayani pengunjung yang ingin bersembahyang. Namun pada hari-hari biasa, seperti pada tanggal 15 keatas, pengunjung yang datang hanya sedikit karena bukan pada saat mereka sembayang sehingga rekan kerja yang diperlukan hanya sekitar dua orang, pekerjaan mereka hanya mengurus kebersihan vihara dan melayani pengunjung yang ingin berdoa. (published in borneo tribune at 21 nopember 2007)

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru