Saturday, December 22, 2007

Pemanfaatan Arus Listrik Sebagai Alternatif Pengobatan

by Krisantus Mendengar kata listrik, masyarakat pasti akan berpikir tentang lampu dan akibat apabila tersentuh oleh getarannya (setrum). Listrik yang dianggap sangat berbahaya, kini oleh segelintir orang sumber listrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sering menyerang manusia seperti tekanan darah tinggi, kepala pusing, pundak dan bahu pegal serta kaku, kaki lemas dan lutut ngilu, sakit pinggang, dada nyeri, perut kembung, nyeri otot, sakit urat syaraf. Awalnya, sekitar satu tahun yang lalu pemanfaatan listrik di kalimantan barat (bahkan di kalimantan) ini, diperkenalkan oleh Bapak Wahidianto warga pontianak yang hingga saat ini telah memiliki kurang lebih 20 orang penerapi yang diajarkanya. Menurutnya, “Terapi listrik ini bukan sebagai alternatif pengobatan yang menggunakan unsur mistik, tetapi bersifat rasional. Karena terapi ini secara langsung dapat dirasakan oleh manusia melalui aliran listrik yang disentuhkan ke tubuhnya”. Mereka yang dilatih untuk menjadi penerapi tersebut harus benar-benar menguasai tehknik mengatasi listrik dan pengobatan penyakit menggunakan listrik sehingga tidak akan sembarangan dalam melakukan terapi kepada orang lain. Penerapi yang dianggap layak untuk melakukan terapi adalah mereka yang memenuhi syarat, telah mengikuti pelatihan dan membayar biaya pelatihan. Saat ini, di pontianak sudah ada lima belas penerapi tetap dan lima orang yang telah berhasil menguasai terapi menggunakan listrik sehingga diperbolehkan melayani orang yang ingin melakukan pengobatan. Untuk meyakinkan masyarakat agar terapi ini tidak menjadi sesuatu yang menakutkan, berbagai upaya pun dilakukan seperti sosialisasi kepada masyarakat dengan memberikan info gratis, demonstrasi langsung (di instansi-instansi pemerintah) dan terapi langsung kepada individu yang ingin membuktikannya. Namun upaya sosialisasi itu tidak selamanya berjalan lancar karena tanggapan masyarakat terhadap bahaya listrik dan karena keahlian penerapi tidak didapat dari bangku sekolah yang formal. Untuk melakukan terapi listrik, menurut Abdul Muis salah satu dari penerapi, “alat-alat yang digunakan adalah kabel listrik, sendok 2 buah atau alat-alat pengantar listrik, tespen (pengecek arus listrik), karpet dari kain dan kursi. Walaupun alat yang dibutuhkan sangat sederhana, tetapi untuk pemakaianya tidak dapat dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki keahlian dalam menyalurkan arus listrik”. Berkaitan dengan biaya terapi, tim terapi ini hanya mengenakan biaya yang sangat murah berkisar 20.000 dengan durasi waktu 20 menit dan bagi mereka yang kurang mampu hanya semampu mereka. Pihaknya menjamin bahwa terapi ini akan sangat membantu proses penyembuhan penyakit yang diderita oleh individu dan tidak ada efek sampingnya.(published in borneo tribune at 17 november 2007)

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru