Saturday, December 22, 2007

YWB – Care : ODHA, JANGAN DIMUSUHI

By Krisantus Pengetahuan masyarakat terhadap bahaya HIV/AIDS sangat penting, karena hal ini akan membantu mereka untuk menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit itu. Bagi ODHA, dengan adanya pengetahuan itu, masyarakat diharapkan tidak lagi memarjinalkan pergaulan dengan Orang Penderita HIV/AIDS (ODHA) sehingga para penderita dapat menempatkan diri dalam pergaulannya di masyarakat. “Tidak semua orang mau menerima dan bergaul dengan orang-orang yang terkena HIV/AIDS”. Ungkap sekretaris YWB-Care, Safar. "Penyebab terbesar penyebaran penyakit ini melalui jarum suntik Narkoba yang digunakan secara bergantian," kata Prof.Zubairi. Data terlapor ODHA sekitar 17 ribu, tetapi para pakar memperkirakan jumlah ODHA seluruhnya minimal 193 ribu. Berarti banyak ODHA yang belum terlayani secara medis. Usia ODHA paling banyak berkisar antara 15 - 40 tahun, dimana itu merupakan usia produktif.Untuk menanggulangi hal ini, Pemerintah menyediakan obat gratis. "Walaupun obat ada dan gratis, mencegah lebih baik dari pada mengobati, Upaya pencegahan dan Pengobatan sama pentingnya," tambah Prof. Zubairi. Sebagai bentuk kepedulian dan kesadaran YWB Care terhadap bahaya HIV/AIDS dan ODHA, kemarin (1/12) mereka melakukan aksi damai di bundaran untan bersama LSM dan organisasi lain. Aksi ini dilakukan bertepatan dengan hari AIDS se-dunia. Untuk mendukung kegiatan dalam menginformasikan dan memberikan pencerahan kepada masyarakat, Youth West Borneo Care (YWB-Care) melakukan kerja sama dengan pemerintah dan semua organisasi yang peduli terhadap AIDS seperti BKKBN, Gepan, Arwana Plus. Menurut ketua YWB Care, Patarassama, ketika ditemui ditempat” Pemerintah harus memiliki kepedulian terhadap lajunya penyebaran AIDS di Indonesia, terutama di Kalbar dan lebih banyak memberikan informasi tentang ODHA kepada masyarakat”. Diharapkan nantinya informasi itu akan membantu ODHA untuk menerima keadaan dan dapat menempatkan diri dalam pergaulan di lingkungan masyarakat. Penambahan jumlah rumah sakit juga perlu ditingkatkan agar dapat memperluas akses pelayanan kesehatan bagi ODHA. Tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan obat ARV (Anti Retro viral), menyediakan sarana, prasarana fasilitas, terdiri dari tenaga kesehatan. Pada tingkat sosial, keterlibatan yang mendapat pengakuan publik membantu mengurangi stigma dan diskriminasi, dan memberi indikasi kepada masyarakat mengenai penerimaan dan pengakuan pentingnya ODHA. Di dalam organisasi, keterlibatan menjadi alat yang kuat untuk mendobrak hambatan, baik subyektif maupun obyektif. Organisasi terdiri atas individu-individu, dan mereka yang tidak terinfeksi maupun terdampak oleh HIV/AIDS seringkali memiliki pemikiran yang seringkali tidak benar mengenai ODHA. Bukan hal yang mengherankan bila pemikiran-pemikiran seperti ini kemudian tercermin dalam kebijakan atau praktik organisasi. Diskriminasi terhadap ODHA ada dimana-mana, walaupun terkadang halus atau tidak terlihat, dan terkadang diskriminasi tersebut tidak disadari oleh mereka yang mendiskriminasi. Bekerja sehari-hari dengan individu-individu yang seropositif, serta mempunyai nama dan wajah yang dapat diasosiasikan dengan konsep "orang dengan HIV atau AIDS" -- dibandingkan dengan asosiasi dengan virus atau penyakit yang menakutkan -- membantu orang untuk melawan ketakutan dan prasangka buruk mereka, dan merubah persepsi mereka terhadap Odha. Selain mengurangi diskriminasi, GIPA dapat memperkuat organisasi atau kegiatan dengan memberi perspektif langsung pengalaman ODHA. Penguatan ini dapat terjadi pada tahap peningkatan moral secara umum dan team-building, atau berupa perbaikan-perbaikan yang lebih substansial pada cara kerja organisasi. Misalnya, ODHA dapat memberi dukungan penting dalam organisasi atau kegiatan yang merekrut "pekerja AIDS" seperti pendidik kesehatan masyarakat, petugas klinik, psikolog dan pekerja sosial. Dimana para pekerja tersebut jarang memperoleh dukungan emosional maupun praktis dalam kegiatan pencegahan dan pendidikan AIDS mereka, ODHA dapat memberi mereka pengetahuan dan membantu meningkatkan rasa percaya diri, dan pengakuan bahwa tugas mereka bermanfaat. Memberi manfaat bagi ODHA sebagai individu. Pengalaman menunjukkan bahwa keterlibatan seperti ini apalagi bila terjadi setelah suatu periode rasa putus asa dan depresi dapat meningkatkan motivasi seseorang. ODHA (seperti orang lain) perlu merasa dihargai untuk apa yang mereka dapat sumbangkan. Keterlibatan memberi orang HIV-positif dukungan dan dapat memberdaya mereka sehingga meningkatkan kontribusi mereka terhadap organisasi atau kegiatan. (published in Borneo Tribune at 2 desember 2007).

0 komentar:

by TemplatesForYouTFY
SoSuechtig, Burajiru